Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kader Hanura yang Tolak Ahok Diberi 3 Pilihan, yakni Diam, Keluar, atau Dipecat"

Kompas.com - 27/03/2016, 13:42 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPD Partai Hanura DKI Jakarta Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan Rahmat HS mengatakan bahwa Ketua DPD Hanura DKI Mohamad "Ongen" Sangaji mengancam siapa saja yang tidak mendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI 2017.

Menurut dia, deklarasi dukungan Hanura terhadap Basuki, Sabtu (26/3/2016), berlangsung atas dasar ancaman dari Ongen. (Baca: Tak Sudi Dukung Ahok, Dua Wakil Ketua DPD Hanura "Lepas Jaket Partai").

"Rembukan keputusan deklarasi kemarin itu teman-teman dikumpulkan dengan tekanan. Ongen Sangaji mengancam semua kadernya, termasuk saya. Kalau tidak mendukung Ahok, pilihannya hanya tiga, diam, keluar, atau dipecat," ujar Rahmat di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Minggu (27/3/2016).

Ia pun memilih menerima ancaman tersebut dengan memutuskan keluar dari partai.

Selain Rahmat, Wakil Ketua DPD Hanura DKI Bidang Pembinaan Eksekutif dan Legislatif Bustami juga mengundurkan diri.

Menurut dia, banyak kader lain yang ingin mengundurkan diri karena menolak keputusan Hanura mendukung Ahok.

Ia memprediksi, akan semakin banyak pengurus DPD yang mengundurkan diri. "Terutama di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Timur. Sekalipun mereka mendukung, tetapi hatinya menolak," ujar Rahmat.

Rahmat juga mengatakan, 90 persen kader Hanura sebenarnya tidak mendukung Ahok. Sebab, mekanisme penjaringan yang selama ini berlangsung di Partai Hanura tidak pernah memunculkan nama Ahok. 

Mayoritas kader, menurut dia, cenderung tidak menyukai sosok Ahok. Rahmat juga menyampaikan bahwa sejauh ini mekanisme penjaringan di internal partai sedianya masih berlangsung.

Seharusnya, pada Mei nanti, Hanura baru menggelar rapat pimpinan untuk membawa nama kandidat ke DPP. (Baca: "90 Persen Kader Hanura Tidak Ada yang Dukung Ahok" ).

"Tapi, beberapa hari lalu, DPP melakukan rapat dengan sebagian anggota DPD dan memutuskan mendukung Ahok," ujar Rahmat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com