Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kolong Tol Wiyoto Wiyono Panik Mau Digusur meski Belum Turun SP

Kompas.com - 30/03/2016, 13:35 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan warga yang tinggal di sepanjang kolong Tol Wiyoto Wiyono mengadu kepada Komisi A DPRD DKI karena merasa mendapatkan surat peringatan pertama oleh Pemerintah Kota Jakarta Utara.

Mereka memberikan surat yang mereka kira sebagai SP 1 kepada anggota Komisi A. Namun ketika dilihat oleh Sekretaris Komisi A Syarif, surat tersebut bukan SP melainkan surat imbauan.

"Ini belum ada SP kok. Surat ini baru seruan saja, sosialisasilah dan ditandatangani oleh Lurah dan Camat. Tapi yang aneh isinya model SP karena pakai segala ada perintah untuk bongkar sendiri 3 kali 24 jam lah," ujar Syarif di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Rabu (30/3/2016).

Untuk diketahui, lokasi yang akan digusur ada di dua kelurahan yaitu Kelurahan Penjagalan dan Kelurahan Penjaringan. Lokasi tersebut pernah digusur pada 2008, namun warga kembali berdatangan menempati lokasi tersebut.

Meski surat yang dikirim kepada mereka bukan SP, surat tersebut memiliki format seperti SP. Artinya sudah menyuruh warga untuk mengosongkan lokasi dalam jangka waktu tertentu. Hal itu membuat warga panik.

"Tolong Pak, anak kita ini sudah pada mau ujian semua," ujar salah seorang warga.

Perwakilan warga, Sugeng Triyadi, berharap agar SP tersebut tidak diturunkan terlebih dahulu sebelum ada permufakatan dengan warga.

"Jadi yang diminta warga sebelum SP itu sudah harus ada sosialisasi yang dipahami dan juga ada solusinya," ujar Sugeng.

"Kami mohon selama belum ada dialog, jangan dikeluarkan SP dulu. Karena kerja penerintah kan enggak hanya menertibkan kota tapi memberikan keadilan sosial bagi warga. Jangan ada SP dululah," tambah dia.

Dalam rapat tersebut, seharusnya dihadiri juga oleh Lurah Penjaringan dan Lurah Penjagalan. Namun, keduanya tidak hadir dalam rapat tersebut. (Baca: Semua Kolong Tol di Jakarta Utara Akan Disterilkan)

Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi seharusnya juga hadir. Namun, yang hadir adalah perwakilannya yaitu Kepala Bagian Sarana dan Prasarana Pemkot Jakarta Utara Hermawan dan Kepala Bagian Tata Pemerintahan Pemkot Jakarta Utara Retno Daru.

Untuk diketahui, beberapa waktu yang lalu Pemerintah Kota Jakarta Utara juga telah menertibkan permukiman di kolong Tol Wiyoto Wiyono. Namun, wilayah yang ditertibkan hanyalah yang berada di sebrang Kalijodo saja.

Sebab, wilayah tersebut merupakan permukiman baru yang penduduknya semakin banyak semenjak Kalijodo akan dibongkar. Sementara permukiman warga yang mengadu di Komisi A hari ini merupakan permukiman yang sudah berdiri lebih lama.

Di sana mereka sudah memiliki PAUD, musala, bahkan Tempat Pemungutan Suara (TPS) saat Pilpres. Mereka juga memiliki struktur RT sendiri. Kawasan ini berada di kolong Tol Wiyoto Wiyono tepatnya dari ujung Kelurahan Penjagalan dan Penjaringan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Megapolitan
Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Megapolitan
Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Megapolitan
Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Megapolitan
Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Megapolitan
3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Megapolitan
Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Temui Heru Budi di Balai Kota, Ahmed Zaki Pastikan Bukan Bahas Isu Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Warga Tangkap Pria yang Diduga Tusuk Perempuan di Bogor

Megapolitan
Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Pemprov DKI Tertibkan 15 Rumah Kumuh di Tanah Tinggi, Direnovasi Jadi Tipe 36

Megapolitan
Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Megapolitan
Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Megapolitan
Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com