Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penjelasan BPOM DKI soal Obat Penenang "Riklona Clonazepam" yang Dijual Bebas

Kompas.com - 30/03/2016, 17:23 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Balai Besar Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) DKI Jakarta Dewi Prawitasari menegaskan, obat penenang Riklona Clonazepam tidak boleh dijual di sembarang tempat.

Hal itu diungkapkan untuk menanggapi fakta adanya obat tersebut yang dijual secara bebas, seperti yang ditemukan Kompas.com di sebuah warung dekat Pasar Kencar, Kota Bambu Raya, Palmerah, Jakarta Barat, baru-baru ini.

"Itu kan obat yang seharusnya sesuai aturan dibeli dengan resep dokter dan disediakan di apotek. Yang boleh jual adalah apotek, karena obat itu tergolong psikotropika," kata Dewi saat dihubungi, Rabu (30/3/2016).

(Baca:  Obat Penenang "Riklona Clonazepam" Ternyata Dijual Bebas di Warung )

Dewi menjelaskan, obat Riklona Clonazepam tergolong obat yang memiliki tanda lingkaran merah yang berarti obat keras dan hanya boleh dijual di apotek berdasarkan resep dokter. Jika obat dengan kategori seperti itu dijual di tempat selain apotek, seperti warung, hal itu dinyatakan dengan jelas melanggar peraturan.

Dari pelanggaran itu, Balai Besar BPOM DKI Jakarta dapat memeriksa apotek yang ada di seluruh Jakarta. Pihaknya memeriksa dengan meminta dokumen pengadaan dan penjualan obat-obat psikotropika dari tiap apotek.

Apabila ada apotek yang tidak dapat menunjukkan dokumen tersebut atau terbukti menyalahi aturan dengan menjualnya secara sembarangan, maka akan dikenakan sanksi berupa penutupan apotek.

"Kalau obat itu ditemukan di sarana tidak resmi atau di sembarang tempat, kita harus telusuri, itu obat asli atau palsu. Cek di apotek, apakah ada kebocoran, pendistribusian dan penjualan obat. Kalau apotek tidak bisa menunjukkan bukti pengeluaran atau pemesanan, berarti kemungkinan ada penyimpangan," tutur Dewi.

( Baca: Mensos: Bayi Pengemis yang Dicekoki Obat Penenang Alami Penurunan Syaraf )

Obat jenis Riklona Clonazepam jadi sorotan karena diberikan pengemis kepada anak kecil yang mereka bawa saat mengemis. Obat itu sengaja diberikan agar anak di bawah umur yang mereka bawa untuk menarik simpati orang lain itu tidak rewel dan menangis. Seperti yang dialami oleh seorang bayi berumur enam bulan bernama Bonbon, yang menjadi korban perdagangan manusia.

Kompas TV Bayi 6 Bulan Jadi Korban Eksploitasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com