Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jakmania" Hadir di GBK Kenakan Kaus "Aremania" dengan Harapan Persib Kalah

Kompas.com - 03/04/2016, 22:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak kepolisian telah mengimbau agar "Jakmania", pendukung Persija Jakarta, tidak datang ke Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) untuk menyaksikan langsung pertandingan final Piala Bhayangkara antara Arema Cronus dan Persib Bandung, Minggu (3/4/2016).

Imbauan ini bertujuan menghindari gesekan antara pendukung Persib, "bobotoh", dengan "Jakmania".

Meskipun dilarang, para "Jakmania" tak menyerah begitu saja. Mereka ada yang datang ke GBK dengan "menyamar" sebagai "Aremania", atau pendukung Arema.

Ada yang mengenakan baju dan pernah-pernik Arema ketika datang ke GBK.

"Saya sama teman-teman memang punya kaos Arema. Kalau Arema main di Jakarta, pasti kita dukung. Kecuali lawannya Persija," ujar Dodo (22), seorang "Jakmania", sambil tertawa, kepada Warta Kota, Minggu (3/4/2016).

Aremania dan Jakmania memang dikenal akrab. Musuh bebuyutan Aremania adalah Bonek, pendukung Persebaya, yang juga musuh lain Jakmania.

Dodo mengaku tak rela melihat Persib main di Jakarta. Karena itu, ia berharap Arema mengalahkan Persib. "Arema pasti menang, skornya 4-0," ujar Dodo.

Meskipun hadir di GBK, "Jakmania" ini berjanji tidak akan membuat kerusuhan. Gandi (19), misalnya, ingin menghormati "Aremania" dengan menjadi penonton yang baik.

"Saya sama kawan cuma mau nonton doang, lagian capek juga kalau berantem terus," kata Jakmania asal Pamulang yang tampil dengan kaos Singo Edan dan syal bertuliskan Arema-Persija itu.

Final Piala Bhayangkara 2016 mempertemukan Persib Bandung melawan Arema Cronus. Persib lolos seusai mengalahkan Bali united 1-0, Rabu (30/3/2016).

Sementar itu, sedangkan Arema menyingkirkan Sriwijaya FC 1-0 di Stadion Kanjuruhan, Kamis (31/3/2016).

Pertandingan pertama memperebutkan juara 3 dan 4 antara Sriwijaya FC versus Bali United berlangsung pada pukul 15.00 WIB.

Sedangkan perebutan juara 1 dan 2 antara Persib Bandung lawan Arema Malang berlangsung pada pukul 20.00 WIB.

Kepala Biro Operasional Polda Metro Jaya Kombes Pol Martuani Sormin mengatakan, untuk mengamankan jalannya final tersebut dikerahkan 11.000 personel gabungan dari Polda Metro Jaya, Mabes Polri, Brimob, Korlantas, dan Kodam Jayakarta yang disebar di sejumlah titik-titik perbatasan dan di sekitar kawasan Semanggi hingga Senayan.

(Gopis Simatupang)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com