JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan DKI Jakarta berencana menerapkan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) menyeluruh di semua sekolah yang ada di Ibu Kota pada 2017. Kepala Dinas DKI Jakarta Sopan Adrianto menyakini, UNBK bisa diandalkan untuk mencegah terjadinya kebocoran soal.
"Kecil kemungkinan untuk terjadi kebocoran. Kok (saya) bisa berani (beri) kepastian, ya karena di dalam UNBK banyak varian soal yang memang ada di siapkan, sehingga pilihan-pilihan itu tidak mungkin sampai bisa bocor, wong pilihannya banyak kok," kata Sopan, saat meninjau UN di SMAN 30 Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin (4/4/2016).
Sistem UNBK juga menurutnya dapat mencegah terjadinya praktik jual beli jawaban UN. Selanjutnya, sistem UNBK dari sisi efisien juga lebih memudahkan tenaga pengajar atau pihak sekolah. Tidak perlu lagi menunggu distribusi soal.
"Dengan berbasis komputer enggak perlu lagi kita subuh pukul 05.00 nunggu (soal) truk di pinggir jalan datang dan sebagainya, gotong sana, gotong sini (soal). Kalau menurut saya pribadi, saya lebih cenderung untuk UNBK," ujar Sopan.
Secara keseluruhan, sekolah setingkat SMA yang melaksanakan UNBK menurutnya sekitar 40,97 persen. Sisanya masih menerapkan ujian nasional berbasis manual atau mengisi di kertas. Namun, untuk sekolah negeri DKI menurutnya hampir seratus persen yang berbasis UNBK.
"Negeri udah 100 persen (UNBK). Kemudian yang SMK itu 28,16 persen. Jadi swasta-swasta memang masih ada yang belum," ujar Sopan. (Baca: Pesan Kejujuran Ahok Dimaknai oleh Siswa SMAN 30 untuk Hadapi UN)
Sehingga, komposisi sekolah yang menyelenggarakan UNBK dengan yang tidak, di DKI masih lebih banyak sekolah yang menyelenggarakan UN dengan sistem manual.
"Hal ini kenapa, ya pertama kendala tentunya banyak sekolah-sekolah yang memang belum memiliki secara penuh, prasarana untuk penyelenggaraan berbasis komputer, terutama komputernya," ujarnya.