JAKARTA, KOMPAS.com - Saat memimpin konsolidasi dan pemantapan pengurus PDI-P se-Jakarta Selatan di GOR Bulungan, Jakarta Selatan, Minggu (10/4/2016), Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat sempat melontarkan kekesalannya pada pihak-pihak yang sering menstigmakan kader partai politik sebagai individu yang penuh kebusukan.
"Saya gemes seakan-akan kader dari partai enggak ada yang bagus. Semuanya busuk," kata pria yang juga Ketua DPP PDI-P Bidang Organisasi PDI Perjuangan itu.
Ia pun menegaskan bahwa sistem demokrasi yang dibangun para pendiri bangsa adalah sistem perwakilan. Acuannya sila keempat Pancasila. Menurut Djarot, bentuk nyata dari penerapan sila keempat adalah keberadaan kader-kader partai di lembaga legislatif yang merupakan representasi dari rakyat.
"Karena itu fungsi partai politik adalah melakukan rekrutmen calon-calon pemimpin yang kemudian dididik secara intensif mengenai wawasan ideologis yang jelas untuk memperjuangakan aspirasi rakyat," ujar dia.
Menurut Djarot, selama suatu negara menerapkan sistem demokrasi, maka salah satu syaratnya adalah memiliki partai politik. Ia menyebut hampir semua negara yang maju dan makmur selalu didukung parpol yang kuat.
"Seumpama ada kader-kader partai, termasuk saya, baik yang ditugaskan di eksekutif dan legislatif melakukan penyimpangan dan pelanggaran, partai akan melakukan pembenahan, dan memecat kader-kader yang kurang ajar itu. Di PDI-P, ada dua hal yang tidak ditolerir, satu korupsi, dua narkoba. Begitu kena, Anda selesai," kata mantan Wali Kota Blitar tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.