Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Pengembang Jadi Ketar-ketir dengan Reklamasi

Kompas.com - 15/04/2016, 09:15 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sengkarut masalah reklamasi Teluk Jakarta berdampak langsung pada para pengembang. Setelah terbongkarnya dugaan suap yang melibatkan salah satu pengembang dengan anggota DPRD DKI Jakarta terkait pembahasan rancangan peraturan daerah (raperda) soal reklamasi, gerak-gerik pembangunan pun langsung terbatas.

Pergerakan pengembang, dari proses pembuatan pulau hingga yang nekat mendirikan bangunan di lahan hasil reklamasi, menjadi sorotan publik.

Pulau yang sudah jadi adalah Pulau D yang dibangun PT Kapuk Naga Indah, anak perusahaan PT Agung Sedayu Group. Pembangunan pulau tersebut dimulai beberapa tahun silam dan terbilang nekat. Pasalnya, di atas pulau sudah dibangun beberapa bangunan seperti rumah toko.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai regulator cum pengawas pun kelimpungan. Saat ditanya, perwakilan Pemprov DKI Jakarta mengaku tak tahu soal pendirian bangunan itu.

Begitu menjadi sorotan publik, pihak pemprov lalu menyegel bangunan-bagunan tak berizin itu.

Pengembang Pulau D menamakan pulau tersebut Golf Island Pantai Indah Kapuk.

Dari penelusuran di internet, situs resmi penjualan lahan pulau itu adalah www.golfisland-pik.com.

Wajah situs itu berubah dalam beberapa hari terakhiri. Beberapa hari lalu, situs tersebut masih memampang jenis properti beserta harga-harga per unitnya yang mencapai miliaran rupiah. Bahkan, di bagian depan situs tercantum informasi bahwa beberapa unit telah habis terjual.

Kini, situs itu seakan 'mati'. Tak ada menu lain selain halaman depan yang mencantumkan keunggulan Golf Island.

Selain Pulau D, pengembang lainnya yang mulai pembangunan adalah PT Muara Wisesa Samudera, anak perusahaan PT Agung Podomoro Land (APLN). Pengembang itu berencana membuat Pluit City dengan mereklamasi Pulau G.

Pembangunan Pulau G menjadi sorotan setelah Presiden Direktur PT APLN, Ariesmad Widjaja, diduga menyuap Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, M Sanusi, terkait pembahasan kontribusi pengembang dalam raperda reklamasi. Keduanya langsung ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan dijadikan tersangka.

Kompas.com mencoba mendatangi kantor pemasaran Pluit City di Baywalk Mall, Kamis kemarin. Dalam perbincangan dengan salah satu staf pemasaran, ia mengaku belum ada penjualan di Pluit City.

Menurut staf itu, tidak dilakukannya penjualan karena belum ada kejelasan terkait zonasi.

"Karena kita nggak mau jual kalau belum ada IMB (Izin Mendirikan Bangunan). Kecuali kalau raperda sudah beres, kan dia mengatur zonasi dan tata ruang tuh. Nanti kalau sudah, kita launching langsung. Kalau sekarang ini belum," kata staf itu.

DPRD DKI telah menghentikan pembahasan revisi Perda Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta dan pengesahan Raperda tentang Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (ZWP3K).

Halaman:


Terkini Lainnya

Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Megapolitan
Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Megapolitan
Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com