Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imam Supriadi, Pegawai BPK "Penantang Ahok" yang Jarang Masuk Kerja

Kompas.com - 15/04/2016, 19:15 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Nama Imam Supriadi jadi terkenal setelah video tantangan duel yang dibuatnya diunggah ke media sosial. Video berjudul "Ahok Hadapi Saya, di Mana dan Kapan" telah beredar dan menjadi perbincangan para pegawai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), tempat Imam bekerja.

Ditemui di Gedung BPK, Kepala Sub Bagian Konsultasi BPK Wildan Samani menuturkan, sejak awal April hingga saat ini, Imam diketahui belum pernah masuk kerja. Menurut Wildan, Imam meminta izin untuk cuti sakit.

"Bulan ini belum ada masuk. Saya telepon kata istrinya dia lagi sakit," kata Wildan kepada Kompas.com, Jumat (15/4/2016).

Wildan mengatakan, pergaulan Imam dengan sesama pegawai BPK berlangsung baik. Wildan bahkan mengatakan keseharian Imam tak seperti yang ditampilkan dalam video berdurasi sekitar lima menit tersebut.

Meski demikian, Wildan mengatakan saat ini tengah melakukan pembinaan kepada Imam yang diketahui telah bekerja di BPK selama lebih dari 30 tahun. Wildan tidak menjelaskan secara jelas pembinaan yang dia maksud.

(Baca: BPK Benarkan Pria yang Tantang Ahok di Facebook adalah Pegawainya )

Secara terpisah, seorang laki-laki yang satu ruang kerja dengan Imam mengatakan tidak pernah lagi bertemu dengan temannya itu sejak awal April. Bahkan, pada bulan sebelumnya, ia menyebut Imam jarang masuk kerja.

Ketika ditanya mengenai keseharian Imam, laki-laki itu menolak menjawab dan langsung pergi.

Sama halnya dengan seorang pegawai perempuan yang muncul dari ruang kerja Imam. Perempuan itu mengaku mengetahui video yang tersebar, tetapi enggan menjelaskan keseharian Imam di tempat kerja. 

Kepala Biro Humas dan KSI Yudi Ramdan Budiman mengatakan, Imam memang terbilang jarang masuk dan pernah mendapatkan teguran karena indisipliner.

"Yang bersangkutan jarang masuk dan sering melanggar disiplin," kata Yudi.

Kompas TV BPK Temukan Kerugian Negara Rp 191 Miliar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com