Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot yang Tak Lagi Blusukan Pakai Motor dan Wejangan Ahok

Kompas.com - 19/04/2016, 07:44 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak lama setelah dilantik menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta atau pada Desember 2014 lalu, Djarot Saiful Hidayat berjanji bakal "blusukan" keliling Jakarta menggunakan sepeda motor jenis "bebek".

Bahkan, Djarot sempat menolak mobil dinas Toyota Land Cruiser yang ditawarkan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta. Djarot meminta disediakan lima sepeda motor.

Motor-motor itu awalnya selalu terlihat terparkir di sisi kanan gedung Balai Kota atau di dekat kantor Biro KDH dan KLN DKI Jakarta. Mantan Wali Kota Blitar itu pun berulang kali berkeliling menggunakan salah satu motor itu. Misalnya saat meninjau lokasi bekas bangunan liar di aliran Sungai Ciliwung dengan mengenakan sepeda motor, di Duri Pulo, Gambir, Jakarta Pusat, (21/12/2014) lalu.

Namun kini motor-motor itu sudah tidak ada di tempatnya. Djarot pun terlihat lebih sering beraktivitas menggunakan mobil dinasnya, Toyota Land Cruiser berpelat nomor B 1962 RFR, atau yang diakuinya sebagai mobil dinas bekas Ketua DPRD DKI Jakarta periode 2009-2014, Ferrial Sofyan.

Kemudian ke mana motor-motor itu kini? Benarkah Djarot hanya menggunakan motor sebagai gebrakan di awal-awal pemerintahannya saja?

"Masih ada motornya, di tempatku (rumah) ada dua, yang tiga (motor) dipakai sama anak-anak (ajudan)," kata Djarot kepada Kompas.com, Senin (18/4/2016).

Untuk blusukan masuk ke kampung-kampung, kata dia, memang lebih efektif menggunakan motor. Namun, kembali lagi penggunaan itu disesuaikan dengan kebutuhannya.

Saat Kompas.com mengikuti kegiatan Djarot untuk Shalat Jumat di sebuah kampung di Johar Baru Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu, dia terlihat menggunakan mobil dinasnya.

"Terakhir pakai (motor), aku lupa. Masa aku catet sih? Tapi kalau aku (nginap) di Rafles (Cibubur), aku pakai (motor)," kata Djarot.

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu pun sempat mendapat nasihat dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Kepada Djarot, Ahok berpesan agar lebih hati-hati jika ingin blusukan keliling Jakarta pakai motor.

"Waktu saya pakai motor kemana-mana, Pak Ahok bilang : 'Mas hati-hati Mas, ini bukan Blitar'. Saya jawab, 'Iya-iya'," kata Djarot.

Adapun sepeda motor yang disediakan untuk Djarot adalah Suzuki Shogun Axelo berwarna hitam dengan kapasitas mesin 125 cc. Pelat nomor kelima motor itu adalah B 6058 PXQ, B 6043 PXQ, B 6052 PXQ, B 6032 PXQ, dan B 6040 PXQ.

Awalnya, motor-motor itu disediakan bagi PNS DKI dan tercantum pada anggaran tahun 2013. Namun, karena Ahok memiliki kebijakan untuk mengganti kendaraan dinas dengan uang transportasi, motor itu tidak lagi terpakai.

Kompas TV Djarot akan Maju DKI 1?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com