Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Anggap Munculnya "Manusia Perahu" karena Dipolitisasi

Kompas.com - 19/04/2016, 14:50 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganggap munculnya "manusia perahu" merupakan warga yang sudah dipolitisasi. Tudingan itu dilontarkannya mengacu pada sikap warga yang lebih memilih tinggal di perahu ketimbang direlokasi ke rumah susun Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

"Manusia perahu" adalah para nelayan warga Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara yang memilih menetap di perahu, pasca penertiban pada 11 April lalu.

Menurut Ahok, alasan warga enggan dipindah karena jauh dari lokasinya melaut tidak masuk akal. Karena, kata Ahok, di Marunda juga merupakan kawasan nelayan yang dekat dengan lokasi melaut.

"Kamu kalau nelayan, kenapa tidak mau tinggal di Marunda, dekat perahu? Kenapa masih ngotot mesti tinggal di Pasar Ikan? Itu berarti sudah politik," kata Ahok di Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (19/4/2016).

Ahok pun kembali menegaskan, penertiban kawasan Pasar Ikan merupakan bagian dari perencanaan wisata bahari. Wisata Bahari sendiri menjadi bagian dari konsep penataan kawasan Kota Tua Jakarta. (Baca: Ahok: Mereka Bukan Mau Tinggal di Perahu, melainkan Mau "Ngintai")

"Makanya di dalam Pergub kami 2014 penataan kawasan Kota Tua meliputi Tongkol, Ekor Kruing, VOC Galangan, Pelabuhan Sunda Kelapa, Luar Batang sampai Museum Bahari. Jadi kami mau bikin suatu kompleks yang besar, termasuk Kali Besar Barat," ujar Ahok.

Sebagian warga Pasar Ikan yang kena gusur kini hidup di atas perahu, sedangkan sebagian lain mengontrak rumah di Luar Batang. Sebagian warga lain kini menempati Rusun Rawa Bebek.

Kawasan Pasar Ikan menampung 4.929 penduduk, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1.728 KK. Namun, hanya 396 KK yang terdaftar sebagai warga Pasar Ikan. (Baca: Anak-anak "Manusia Perahu" Kesulitan Belajar)

Kompas TV Pasca Digusur Warga Tinggal di Perahu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com