Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macet Parah di Pasar Ciputat, Lurah Sebut Itu Kesalahan Kebijakan Pemerintah

Kompas.com - 24/04/2016, 13:31 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Lurah Ciputat Rahmat KS menyadari, arus lalu lintas di Jalan Aria Putra dekat Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, tidak teratur. Menurut dia, hal itu diakibatkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah peningkatan jumlah kendaraan dari hari ke hari.

"Problemnya adalah, yang pertama, jumlah kendaraan semakin tinggi. Masalah kebijakan negeri ini terkait dengan jumlah kendaraan, berimplikasi terhadap kondisi di daerah," kata Rahmat saat dihubungi Kompas.com, Minggu (24/4/2016).

Faktor lain yang turut membuat kawasan Pasar Ciputat dilanda macet adalah para pedagang yang berjualan di badan jalan. Dengan kondisi seperti itu, laju kendaraan tersendat karena lebar jalan semakin sempit.

"Pedagang berjualan di 50 persen badan jalan. Bukan trotoar lagi, loh. Ini sudah badan jalan. Masalahnya sudah serius," ujar Rahmat.

Hal itu diperparah lagi dengan kebiasaan pengemudi angkutan umum yang menunggu penumpang (ngetem) di sana.

Menurut pantauan Kompas.com di lokasi pada Minggu pagi, kebanyakan angkutan umum ngetem dari sebelum masuk ke kawasan Pasar Ciputat hingga ke persimpangan dekat jalan layang Ciputat.

Antrean angkutan umum yang didominasi oleh kendaraan berwarna putih tersebut membuat laju kendaraan roda empat lain di belakangnya ikut terhambat.

Faktor lain yang menyebabkan kemacetan adalah keberadaan tumpukan sampah yang diletakkan di tengah jalan.

Menurut Rahmat, walaupun petugas Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman (DKPP) Kota Tangerang Selatan sudah mengangkut sampah di sana, tetap ada tumpukan-tumpukan sampah dalam jumlah kecil.

Tumpukan itu disebut berasal dari warga dan pedagang di sana yang sudah terbiasa membuang sampah sembarangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com