Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benar Kata M Taufik, Praktik Pemalsuan KTP di Pramuka Masih Terjadi

Kompas.com - 10/05/2016, 10:57 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bisnis pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) palsu yang dilakukan di Jalan Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, masih terjadi.

Selasa (10/5/2016) pagi, Kompas.com mencoba menelusuri pembuatan KTP palsu tersebut.

Saat tiba di Jalan Pramuka, tepatnya di seberang Halte Transjakarta Matraman 2, seorang juru parkir menghampiri Kompas.com. Dia menanyakan keperluan apa yang dibutuhkan.

"Mau ngetik (jasa pengetikan) ya?" ujar juru parkir tersebut, A.

Di Jalan Pramuka, memang berderet beberapa kios usaha jasa pengetikan. Aktivitas di sana terlihat normal. Hanya saja, beberapa orang di kios-kios tersebut tampak memperhatikan Kompas.com yang tengah berbincang dengan si juru parkir.

Kompas.com pun langsung menanyakan perihal pembuatan KTP palsu di sana. A menyebut bisa membantu.

"Bisa. Buatnya enggak di sini, rawan soalnya sekarang. Ada kontrakan," kata A.

Namun, dia enggan menyebutkan di mana pembuatan KTP palsu tersebut dilakukan. Dia pun tidak mengizinkan Kompas.com untuk datang langsung ke tempat pembuatan dokumen itu.

"Nanti tunggu di sini. Saya yang ke sana," ucapnya.

A menyebut ada dua orang yang bisa membuatkan KTP palsu dan dokumen lainnya seperti ijazah, akta kelahiran, kartu keluarga, dan lainnya. Dia mengaku hanya membantu pelanggan yang akan membuat dokumen tersebut.

"Ada dua orang yang bikin. Setengah jam juga jadi," kata A.

Untuk membuat KTP palsu, kata dia, pelanggan hanya perlu menyiapkan foto berukuran 3 x 4 dan identitas diri, seperti nama lengkap, tempat lahir, dan tanggal lahir.

Dua hari yang lalu, Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik sempat menyinggung tentang pembuatan KTP palsu tersebut. Dia menyebut perihal relawan "Teman Ahok" yang terus mengumpulkan data KTP untuk maju pada Pilkada 2017 melalui jalur independen.

Taufik menuturkan, pengumpulan KTP itu sangat mudah. Yang sulit adalah meloloskan hasil pengumpulan KTP tersebut di KPUD. (Baca: Taufik: Kumpulkan 1 Juta KTP Gampang, Tinggal ke Jalan Pramuka)

"Ngumpulin 1 juta KTP itu gampang, tinggal datang ke (Jalan) Pramuka, bikin sendiri, dan fotokopi sendiri. Saya ingatkan kepada teman-teman saya dari Nasdem dan Hanura," ucapnya sambil tertawa, Minggu (8/5/2016).

Pembuatan KTP dan dokumen palsu di Jalan Pramuka pernah digerebek oleh Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Mei dan November 2015 lalu.

Pada penggerebekan tersebut, diketahui bahwa praktik pemalsuan dokumen dilakukan di kios berkedok jasa pengetikan. Para pelaku yang ditangkap juga memiliki jasa pengetikan di kawasan Pramuka.

Kompas TV Masih Ditemukan Pemilih Dengan KTP Ganda
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com