Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Sudah Somasi Tiga Kali, tetapi Lucy In The Sky 'Kumat' Lagi"

Kompas.com - 10/05/2016, 16:45 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tenant Relation Apartment Sudirman Mansion, Dian Nestika, mengatakan, pihaknya telah mengajukan keberatan terhadap kebisingan suara musik dari Kafe Lucy In The Sky sejak tahun 2012. Namun, surat keberatan itu tidak pernah digubris oleh pengelola kafe tersebut.

Dian menuturkan, pihaknya bahkan telah mengadukan keluhan tersebut mulai kepada pengurus RT hingga ke Gubernur DKI Jakarta. Selain itu, pihaknya juga telah melayangkan somasi sebanyak tiga kali kepada pengelola kafe, tetapi hingga kini tidak juga direspons.

"Kami sudah tiga kali somasi. Kami juga sudah dipertemukan sama lurah. Ada kesepakatan di atas pukul 10.00-11.00 malam, Lucy In The Sky enggak boleh berisik lagi, tetapi itu hanya 'sembuh' 2-3 hari, ke sananya 'kumat' lagi berisiknya," ujar Dian di Apartemen Sudirman Mansion di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (10/5/2016).

Dian menambahkan, suara bising dari kafe tersebut kerap terjadi pada akhir pekan. Menurut dia, tiap akhir pekan, kafe itu sering menggelar acara hingga dini hari.

"Lucy In The Sky ngadain party setiap akhir pekan. Biasanya para penghuni di sini memilih mengungsi. Setiap Jumat itu, mereka (penghuni) sudah bawa koper karena tahu (kafe) Lucy akan berisik banget," ucapnya.

Dian pun menjelaskan, pemasangan spanduk berukuran besar dilakukan atas inisiatif penghuni karena sudah sangat geram akibat kenyamanan mereka terganggu kebisingan di Kafe Lucy In The Sky.

"Ini sudah komplain kami paling keras," tuturnya.

Sebuah spanduk besar berukuran lebih kurang 10 x 15 meter persegi berwarna kuning dengan tulisan berwarna hitam terpampang di muka gedung Apartemen Sudirman Mansion di kawasan SCBD, Jakarta Selatan.

Spanduk tersebut bertuliskan "Anak dan bayi kami tidak bisa tidur karena Lucy in The Sky sangat berisik dan tidak peduli dengan kenyamanan warga sekitar." 

Menurut keterangan salah seorang petugas keamanan Sudirman Mansion, spanduk tersebut merupakan bentuk protes para penghuni apartemen karena merasa terganggu dengan aktivitas di kafe tersebut. Spanduk tersebut sudah terpasang sejak Senin (9/5/2016).


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com