Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cagub DKI dari PDI-P Hak Prerogatif Megawati, Penjaringan Sia-sia?

Kompas.com - 11/05/2016, 08:29 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris DPD PDI-P DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi sudah mengatakan bahwa Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri punya hak prerogatif untuk menentukan calon gubernur (cagub) DKI dari PDI-P.

"Semua ada di tangan Ibu Ketua Umum (PDI-P). Bukan hak saya untuk bicara (Pilkada DKI Jakarta 2017)," kata Prasetio di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (10/5/2016).

Prasetio menjelaskan, saat Rakerda PDI-P yang diselengarakan beberapa waktu lalu, Megawati menyebut semua urusan terkait penentuan cagub dan cawagub merupakan keputusannya.

"Ibu Mega yang ngomong," kata Prasetio.

Meski demikian, Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPD PDI-P DKI Jakarta Gembong Warsono mengatakan, penjaringan yang kini sedang berlangsung tidak akan sia-sia.

"Kalau dibilang sia-sia, pasti tidaklah yah," ujar Gembong kepada Kompas.com, Selasa kemarin.

Gembong menegaskan ada tiga "pintu masuk" untuk menentukan calon gubernur dari PDI-P, yaitu melalui penjaringan, usulan dari kader, dan pintu penugasan. Pintu penugasan itulah yang disebut-sebut sebagai hak prerogatif Megawati.

Gembong mengatakan, pintu tersebut merupakan salah satu dari tiga pintu yang tersedia.

"Termasuk pintu penjaringan. Itu juga menjadi salah satu jalan masuk," ujar Gembong.

Ia mengatakan, pintu penugasan yang dilakukan Megawati merupakan hak tetapi tidak wajib dilakukan. Artinya, jika Megawati setuju dengan cagub yang muncul dari hasil penjaringan, maka dia tidak perlu menggunakan pintu penugasan itu.

"Artinya ketua umum bisa menggunakan, bisa juga tidak kan," ujar Gembong.

PDI-P, kata Gembong, berusaha untuk mencari calon gubernur yang terbaik. Itulah sebabnya jalan masuk menuju itu tidak cuma satu.

Ada 34 nama yang masuk dalam penjaringan cagub dari PDI-P. Jika setelah penjaringan tetap tidak memperoleh cagub yang mumpuni dan satu visi dengan PDI-P, masih ada jalur lain yang bisa digunakan.

"Kalo dari 34 itu ada yang potensial diusung ya, bisa diambil dari 34 nama itu. Kalau tidak, ya kita cari melalui jalur lain," ujar Gembong.

Terkait pengumuman nama cagub, Gembong mengatakan, PDI-P juga tidak selalu last minute. Itu semua akan diputuskan tergantung situasi politik.

"Ketika kami bisa menentukan siapa yang akan diusung, itu kan bicara hitung-hitungan strategis politik. Apakah kalau kami mengumumkan sejak awal akan menguntungkan bagi partai, kan begitu. Maka pengumuman last minute, bisa iya bisa tidak," ujar Gembong.

Kompas TV Siapa yang Pas Bersaing dengan Ahok?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil Untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil Untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com