Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Ahok Diancam...

Kompas.com - 17/05/2016, 07:48 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sering melontarkan ancaman, khususnya untuk melecut semangat kerja PNS DKI Jakarta. Ancaman pemecatan untuk PNS yang berkinerja buruk ia lontarkan berkali-kali.

Lalu bagaimana jadinya kalau Ahok yang diancam?

Beberapa waktu lalu, sekumpulan warga DKI Jakarta berkumpul di kolong Tol Wiyoto Wiyono. Mereka menggelar kongres karena tidak terima dengan kebijakan penggusuran yang sering dilakukan Ahok.

Kongres tersebut dinamakan Kongres Rakyat Lawan Penggusuran yang diinisiasi oleh Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI) pimpinan Marlo Sitompul. Hasil kongres tersebut memutuskan bahwa Ahok terancam digugat terkait kebijakannya menggusur warga.

SPRI dan kongres itu tidak akan mengajukan gugatan ke PTUN lagi. Mereka akan langsung mengajukan gugatan pidana terhadap Ahok.

Respons Ahok

Ahok mengibaratkan warga yang mengancam menggugatnya ini seperti anak yang tidak menurut. Layaknya anak yang dilarang melakukan sesuatu yang tidak baik oleh orangtuanya, namun si anak tetap membandel.

"Biasa saja kok, kamu lahirin anak juga enggak semua bisa nurut kamu. Ini kan kayak orangtua ngajarin anak. Anak-anak ini sudah terbiasa hidup dengan enak dudukin tanah negara," ujar Ahok di SD Santa Maria, Juanda, Senin (16/5/2016).

Ahok mengatakan, seharusnya warga tidak diajarkan menggunakan kolong tol untuk kegiatan kongres atau lainnya. Apalagi jika sampai tinggal di kolong tol, hal tersebut bisa membahayakan.

Ahok mengatakan pernah ada kebakaran yang apinya bersumber dari permukiman warga kolong tol. Kebakaran itu mengakibatkan kerusakan insfrasktruktur dan hilangnya banyak nyawa.

Menurut Ahok, masih ada sejumlah warga yang salah memahami maksud penggusuran di Jakarta. Ia menuturkan, jika ada warga diusir karena mencoba tinggal dengan tenda di Monumen Nasional, maka itu bukan berarti pemerintah menindas rakyat miskin. Melainkan untuk menjaga kawasan Monas agar tetap nyaman didatangi pengunjung.

Logika ini, kata Ahok, sering diputarbalikan sehingga Pemprov seolah-olah kejam. Ahok pun tidak mau ambil pusing dengan ancaman gugatan tersebut. Ahok bahkan menyiapkan peluru untuk menyerang balik penggugatnya.

Jika dia digugat, warga yang tinggal di kolong tol juga akan dia gugat secara pidana. Menurut Ahok, gugatan ini juga berbau politis. Dia memberi sinyal bahwa tim sukses salah satu calon gubernur pada Pilkada DKI 2012 yang lalu bermain dan memanfaatkan situasi ini.

"Gugat saja, kalau saya gugat balik bahwa mereka rusak kolong tol itu pidana gak? Kayak enggak tahu aja. Kamu cari itu siapa yang ngajarin. Tim sukses siapa tahun 2012?" ujar Ahok.

Ancaman gugatan SPRI baru sekadar ancaman. Sampai sekarang belum ada tindak lanjut dari SPRI dan warga peserta kongres untuk bergerak melaporkan Ahok ke polisi.

Kompas TV Ahok: Yang Senang Bilang Penertiban, Yang Nggak Senang Bilang Penggusuran!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com