Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL Penuhi Sidang Tipiring, Rata-rata Bayar Denda Rp 100.000

Kompas.com - 20/05/2016, 15:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari Jumat pada pekan ketiga merupakan hari sakral bagi pelanggar Tindak Pidana Ringan (Tipiring) di wilayah Jakarta Pusat, seperti pelanggar lalu lintas dan Pedagang Kaki Lima (PKL).

Puluhan PKL terlihat memenuhi ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Jumat (20/5/2016).

Pemandangan tersebut seperti yang terlihat di ruang sidang lantai dasar pada pukul 07.00 WIB. Walau sidang baru akan digelar pada pukul 08.00 WIB, puluhan warga sudah datang mengambil nomor antrean.

Beberapa warga mengaku kebingungan lantaran baru menjalani sidang perdana. Namun, tidak sedikit pula warga yang mengaku telah hafal dan lebih memilih untuk datang lebih siang.

Salah satu pelanggar Tipiring adalah Ridho (25) warga Jalan Bendungan Jago Raya Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat. Dia datang untuk mengambil Kartu Tanda Penduduk (KTP) miliknya yang diamankan pada penertiban minuman keras pada Jumat (13/5/2016) lalu.

Dia mengaku gusar melihat ramainya suasana pengadilan. Apalagi, dia telah menolak tawaran dari sejumlah calo pengadilan sejak memarkirkan sepeda motor di depan pengadilan.

"Ada (calo) yang bilang kalo saya kena (denda) Rp 200.000 di depan, sampai mau masuk pengadilan juga ditawarin lagi Rp 150.000. Tapi saya mau lihat sendiri berapa sih dendanya," kata Ridho di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Bungur Besar Raya, Senen, Jakarta Pusat pada Jumat (20/5/2016).

Namun, usai mengambil nomor antrean dan menjalani sidang Tipiring yang hanya berlangsung kurang dari lima menit, dia mengaku puas. Bukan karena besaran jumlah denda yang dibayarkannya, tetapi juga cepatnya waktu persidangan yang dijalaninya.

"Ternyata sidangnya cuma sebentar, rata-rata semuanya (pelanggar) kena denda sama, seorangnya bayar Rp 102.000, dendanya Rp 100.000 sama administrasi Rp 2.000. Kalau boleh kasih masukan sih jangan lewat calo, jalanin sendiri aja," kata Ridho. (Dwi Rizki)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com