Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Metro Kapsul Akan Segera Diluncurkan, Begini Bentuk Fisiknya

Kompas.com - 30/05/2016, 09:13 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Teknik Rekayasa Kereta Kapsul (Trekka) menyatakan bahwa proses penyempurnan bentuk dari metro kapsul telah rampung. Bahkan, dalam waktu dekat metro kapsul akan segera diluncurkan. Melalui keterangan tertulisnya, PT Trekka memperlihatkan bentuk fisik prototype metro kapsul.

Mereka menyatakan bahwa dalam dua tahun ini telah melakukan serangkaian penyempurnaan desain dan pengujian internal.

"Sebagai kelanjutan dari release ini, konsorsium Metro Kapsul akan melakukan launching produk dan press conference dalam waktu dekat," tulis pernyataan pers PT Trekka seperti diterima Kompas.com, Senin (30/5/2016)

PT Trekka menyatakan bahwa Metro Kapsul dibangun oleh tenaga ahli dalam negeri dengan rancangan dalam negeri pula.

"Produknya memiliki kandungan lokal sangat tinggi," tulis pernyataan itu lagi. (Baca: Basuki: Metro Kapsul Masih di Awang-Awang)

Metro kapsul adalah transportasi jenis kereta yang memiliki panjang 9 meter per kapsul. Sarana transportasi ini disebut dapat mengangkut sekitar 50 orang per kapsul.

Adapun setiap rangkaian metro kapsul dapat terdiri atas 4-5 kapsul. Dengan demikian, dalam sekali angkut metro kapsul dapat mengangkut 200-250 penumpang.

Direktur Operasional PT Trekka Leonardo Feneri mengatakan, metro kapsul dapat beroperasi otomatis tanpa masinis. Sumber tenaganya sendiri sama seperti kebanyakan kereta modern pada umumnya, yakni  listrik.

"Jadi, bisa beroperasi tanpa awak. Pengoperasiannya dilakukan dari ruang kontrol yang ada di stasiun pusat," kata Leo saat ditemui di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Kamis (4/2/2016).

Menurut Leo, secara fisik metro kapsul mirip dengan kereta penghubung antar-terminal yang ada di Bandara Changi, Singapura, dan KLIA, Malaysia. Hal yang membedakan yaitu metro kapsul berjalan di atas trek beton dan rodanya bukan roda besi, melainkan roda karet.

"Velgnya menggunakan velg truk dengan diameter 17 inci. Tiap kapsulnya (gerbong) terdiri atas 8 roda," ujar dia.

Leo menyebut ukuran trek metro kapsul lebih kecil ketimbang rel monorel ataupun rel kereta konvensional sehingga memungkinkan untuk dibangun di atas median jalan ataupun trotoar.

"Treknya dibangun layang. Diameter tiangnya 1 meter," ucap Leo. (Baca: Dari Hitungan "Bodoh", Jokowi Anggap Metro Kapsul Lebih Unggul)

Sebagai informasi, pengembang metro kapsul pernah mempresentasikan diri ke Pemerintah Provinsi DKI sekitar dua tahun lalu, tepatnya saat kepemimpinan Gubernur Joko Widodo. Jokowi pun sempat menyambangi tempat pengujian metro kapsul yang ada di Subang, Jawa Barat. Namun, saat itu, pengembang metro kapsul hanya memiliki mock up, yakni sejenis figure mengenai tampilan bentuk metro kapsul.

Belum ada prototipe maupun jalur uji coba di sana. Akhirnya, informasi mengenai proyek tersebut bak hilang ditelan bumi. Namun, kini Leo menyebutkan bahwa pihaknya sudah memiliki infrastruktur untuk uji coba yang hampir rampung 100 persen. Infrastruktur tersebut terdiri atas prototipe sebanyak dua unit yang didukung dengan jalur uji coba sepanjang 290 meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Pria Berwajah Lebam Ditemukan di Kali Sodong Pulogadung, Polisi Tunggu Hasil Otopsi

Mayat Pria Berwajah Lebam Ditemukan di Kali Sodong Pulogadung, Polisi Tunggu Hasil Otopsi

Megapolitan
Lagi, Penumpang Jatuh ke Celah Peron Stasiun Sudirman Saat Hendak Naik KRL

Lagi, Penumpang Jatuh ke Celah Peron Stasiun Sudirman Saat Hendak Naik KRL

Megapolitan
Tak Naik Selama 17 Tahun, Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov Kaji Usulan Kenaikan Tarif Transjakarta

Tak Naik Selama 17 Tahun, Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov Kaji Usulan Kenaikan Tarif Transjakarta

Megapolitan
Jukir di Cakung: Pengangguran dan Angka Kriminalitas Bisa Tinggi jika Jukir Liar di Minimarket Dilarang

Jukir di Cakung: Pengangguran dan Angka Kriminalitas Bisa Tinggi jika Jukir Liar di Minimarket Dilarang

Megapolitan
Hendak Berangkat Psikotest, Calon Siswa Bintara Polisi Dibegal di Kebon Jeruk

Hendak Berangkat Psikotest, Calon Siswa Bintara Polisi Dibegal di Kebon Jeruk

Megapolitan
Tak Ada Sistem Setoran, Jukir Minimarket di Cakung Bisa Kantongi Rp 100.000 per Hari

Tak Ada Sistem Setoran, Jukir Minimarket di Cakung Bisa Kantongi Rp 100.000 per Hari

Megapolitan
Cerita Indra, Terpaksa Jadi Jukir Liar di Minimarket karena Kesulitan Mencari Pekerjaan Lain

Cerita Indra, Terpaksa Jadi Jukir Liar di Minimarket karena Kesulitan Mencari Pekerjaan Lain

Megapolitan
Batal Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Sudirman Said: Masih Ada Jalur Parpol

Batal Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Sudirman Said: Masih Ada Jalur Parpol

Megapolitan
Sudirman Said Buka Suara soal Batal Maju sebagai Cagub DKI Jalur Independen

Sudirman Said Buka Suara soal Batal Maju sebagai Cagub DKI Jalur Independen

Megapolitan
Delapan Juru Parkir di Jakbar Dibawa ke Kantor Dishub, Diminta Bikin Surat Tak Jadi Jukir Lagi

Delapan Juru Parkir di Jakbar Dibawa ke Kantor Dishub, Diminta Bikin Surat Tak Jadi Jukir Lagi

Megapolitan
Jukir di Minimarket Dilarang, Bagus Bakal Beralih Jadi Ojol “Full Time”

Jukir di Minimarket Dilarang, Bagus Bakal Beralih Jadi Ojol “Full Time”

Megapolitan
Pengakuan Jukir Minimarket Tebet: Saya Setor ke Oknum yang Pegang Wilayah Sini...

Pengakuan Jukir Minimarket Tebet: Saya Setor ke Oknum yang Pegang Wilayah Sini...

Megapolitan
Simulasi Pendapatan Parkir Liar di Jakarta, Bisa Raup Rp 1,28 Miliar Per Hari

Simulasi Pendapatan Parkir Liar di Jakarta, Bisa Raup Rp 1,28 Miliar Per Hari

Megapolitan
Evaluasi 'Study Tour', DPRD Kumpulkan Para Kepala Sekolah di Kota Depok

Evaluasi "Study Tour", DPRD Kumpulkan Para Kepala Sekolah di Kota Depok

Megapolitan
Sempat Dilaporkan Menghilang, Pria di Cakung Ditemukan Tewas di Kali Sodong Pulogadung

Sempat Dilaporkan Menghilang, Pria di Cakung Ditemukan Tewas di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com