Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pencurian dan Penganiayaan oleh Oknum PPSU

Kompas.com - 01/06/2016, 17:35 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kamaludin (31) kini dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta, setelah sempat tak sadarkan diri akibat menderita luka parah di bagian kepala.

Kamal diduga dianiaya oknum pekerja penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) berinisial SNT (36) pada Minggu (29/5/2016).

(Baca: Petugas PPSU Curi Komputer Kelurahan dan Aniaya Saksi Mata)

Saat itu, Kamal yang tinggal di dekat TPU Kamboja, sebelah Kantor Kelurahan Gandaria Utara, tersebut mengaku melihat SNT tengah mencuri perangkat komputer milik kantor kelurahan.

Karena mengenal SNT, Kamal pun meminta oknum PPSU itu untuk menghentikan perbuatan jahatnya dan mengembalikan barang-barang tersebut.

"Korban (Kamal) kenal dengan pelaku dan sempat cekcok sampai akhirnya berkelahi," kata Kapolsek Metro Kebayoran Baru Ary Purwanto, Rabu (1/6/2016).

Menurut Ary, SNT mengaku tidak berniat untuk menghabisi Kamal. Namun, karena takut aksinya terendus, ia pun menghajar Kamal dengan sebuah paving blok hingga Kamal tak sadarkan diri.

Kamal kemudian ditemukan warga dalam kondisi tak sadarkan diri pada Minggu pagi. Warga pun melaporkan kejadian ini ke polisi.

Selanjutnya, polisi melakukan olah tempat kejadian dan meminta keterangan saksi. Menurut Ary, keterangan saksi kemudian mengarahkan polisi kepada SNT.

"Yang bersangkutan mengakui perbuatannya, motif ekonomi, untuk biaya hidup keluarga dan membayar cicilan motor," ujar Ary.

Mengenai kondisi Kamal, Ary mengatakan bahwa pria itu berangsur membaik kesehatannya meskipun sebelumnya sempat kritis.

Kamal, kata dia, sudah sadar, tetapi belum bisa dimintai keterangan oleh polisi. Adapun SNT yang telah mencuri dan menganiaya Kamal itu akhirnya mendekam di sel tahanan Polsek Metro Kebayoran Baru.

Ia dijerat Pasal 363 KUHP tentang tindak pidana dengan pemberatan dan Pasal 351 tentang penganiayaan yang mengakibatkan luka berat. Ancaman hukumannya maksimal sembilan tahun penjara.

Kompas TV Lurah Rekrut Warga Jadi Petugas PPSU
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Gak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Gak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com