Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Segelintir Kader Golkar Tak Setuju Beri Dukungan kepada Ahok

Kompas.com - 13/06/2016, 12:38 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah kader Partai Golkar di tingkat DPD DKI Jakarta dikabarkan tak setuju dengan sikap partai yang rencananya akan memberikan dukungan ke gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Kabar tersebut dibenarkan oleh pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Yorris Raweyai. Namun, ia meminta agar persoalan itu tidak dibesar-besarkan. Menurut Yorris, kader yang menolak mendukung ke Ahok hanya segelintir.

"Golkar itu kan punya sistem, punya mekanisme dan punya keputusan-keputusan politik. Kalau enggak setuju enggak apa-apa tapi kalau mayoritas setuju dan itu menjadi putusan? Gimana?" ujar Yorris saat dikonfirmasi, Senin (13/6/2016).

Beberapa hari lalu, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto memuji kinerja Ahok, seraya menyatakan bahwa partainya akan mendukung Ahok pada Pilkada DKI 2017.

Menurut Yorris, keputusan partainya untuk mendukung Ahok sudah pasti dan sudah disetujui oleh mayoritas anggota. Ia menyebut dukungannya sendiri akan dideklarasikan dalam musyawarah daerah (Musda) tingkat DKI Jakarta pada 19 Juni mendatang.

"Bahwa ada enggak setuju pasti, tapi kami lihat mayoritas. Mekanisme demokrasi kan begitu. Yang enggak setuju silakan, proses demokrasi namanya. Taapi ini keputusan partai harus dilaksanakan. Sebagai kader wajib hukumnya, gitu saja," ujar Yorris.

Kompas TV Golkar Belum Pastikan Dukung Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com