Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Karyawan Perusahaan Bus Demo di Terminal Pulogebang

Kompas.com - 13/06/2016, 14:16 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seratusan karyawan perusahaan otobus (PO) dari Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, mendatangi Terminal Pulogebang, Senin (13/6/2016).

Mereka melakukan aksi demo di dalam terminal. Demo ini disinyalir mengenai urusan loket di Terminal Pulogebang.

Para karyawan PO dari Pulogadung itu meminta kejelasan soal ketersediaan loket terkait rencana pemerintah memindahkan operasi mereka dari Pulogadung ke Pulogebang.

(Baca juga: DKI Akan Serahkan Pengelolaan Terminal Pulogebang ke Kemenhub)

Sebab, menurut mereka, loket yang tersedia di Terminal Pulogebang tidak cukup untuk menampung sekitar 80 PO dari Pulogadung. Di Terminal Pulogebang, kata mereka, hanya tersedia 31 loket.

Sambil membawa puluhan sepeda motor, ratusan karyawan PO bus ini mendatangi Blok B terminal keberangkatan.

Suasana di terminal pun sempat tegang karena unjuk rasa para karyawan PO. "Maju-maju semua. Di dalam ini banyak pengkhianat. Rapat-rapat biar tahu mana musuh kita, jangan anarkistis. Kita jangan digunakan (pihak terminal), bila perlu keluar semua," teriak salah seorang karyawan PO, Senin (13/6/2016).

Karyawan PO yang demo itu terlihat meminta rekan-rekannya yang ada di dalam terminal untuk ikut bergabung.

Menurut informasi, hari ini pihak Terminal Pulogebang akan melakukan pengundian loket untuk sejumlah PO.

(Baca juga: Bus AKAP Rute Jateng dan Jatim Akan Dialihkan ke Terminal Pulogebang)

Salah satu karyawan PO bus dari Terminal Pulogadung mengatakan, sekitar pukul 10.30 tadi, para karyawan PO bus diminta mengosongkan Terminal Pulogadung untuk demo di Pulogebang.

"Itu di sana kan ada 80 PO, sementara di sini cuma ada 31 loket. Yang lain mau dikemanakan, masa mau menimbulkan pengangguran banyak," ujar wanita yang enggan disebutkan namanya tersebut.

"Kalau mau pindah, pindah (boleh), tetapi masalah karyawan jangan dikurangi. Yang jelas, loketnya kurang di sini," ujarnya.

Saat ini, perwakilan karyawan PO bus yang demo tersebut diterima pihak Terminal Pulogebang. Kendati demikian, pihak terminal belum dapat dikonfirmasi mengenai hal ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror 'Debt Collector'

Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror "Debt Collector"

Megapolitan
3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas 'One Stop Service' untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas "One Stop Service" untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Megapolitan
“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar'

“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar"

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com