Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Dugaan Bayi Kembar Raudiah yang Hilang Berlanjut ke Proses Hukum

Kompas.com - 21/06/2016, 09:20 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus dugaan hilangnya salah satu bayi Raudiah Elva Ningsih (37) terus bergulir.

Kini, kasus tersebut telah sampai ke aparat penegak hukum. Pada Senin (20/6/2016), Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Timur menerima laporan Raudiah.

Dugaan hilangnya satu bayi kembar Raudiah terjadi setelah Warga Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, itu melakukan operasi persalinan di Rumah Sakit Harapan Jayakarta pada 8 Mei 2016.

Raudiah yang merasa mengandung bayi kembar itu kaget ketika hanya menerima satu bayi setelah melahirkan.

Menurut Raudiah, berdasarkan hasil USG di Puskesmas Pasar Minggu dan Rumah Sakit Budhi Asih, ia hamil kembar.

(Baca juga: Ibu yang Bayi Kembarnya Diduga Hilang Laporkan RSHJ ke Polisi)

Pemeriksaan USG di Puskesmas Pasar Minggu dilakukan saat usia kehamilannya 24 minggu dan USG RS Budhi Asih dilakukannya saat usia kehamilan 31 minggu.

Raudiah juga mengatakan bahwa ia hamil kembar berdasarkan dokumen surat pengantar perawatan sampai operasi yang dikeluarkan RSHJ untuknya.

Keluarga sudah berupaya mencari jawaban beberapa kali ke pihak RSHJ terkait dugaan hilangnya bayi kembar ini.

Pihak rumah sakit pun menjanjikan mediasi. Namun, mediasi tak kunjung terealisasi. Raudiah juga sudah menanyakan kepada pihak rumah sakit mengenai bayinya ini.

Namun, menurut Raudiah, pihak rumah sakit justru memarahinya. Ibu Raudiah, Kursia, juga mengalami hal yang sama.

Ia mengatakan bahwa pihak rumah sakit mengancam akan menuntut balik apabila membawa masalah ini ke penegak hukum.

(Baca juga: Komnas PA Nilai Ada yang Disembunyikan RSHJ soal Hilangnya Bayi Kembar)

Terkait kasus ini, Kepala Unit PPA Polres Metro Jakarta Timur Ajun Komisaris Endang Sri Lestari menyatakan bahwa jajarannya telah menerima laporan Raudiah.

Untuk berita acara pemeriksaan, Raudiah masih perlu jalani pemeriksaan pada Selasa (21/6/2016).

"Iya tadi sudah datang baru buat laporan. Namun, yang bersangkutan belum bersedia memberikan keterangan. Karena kita belum periksa lebih lanjut, jadi belum bisa memastikan pasal apa yang akan digunakan. Karena kan baru ngajuin laporannya aja," ujar Endang, kemarin.

Endang mengatakan, pihaknya belum punya rencana memanggil saksi untuk kasus ini.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com