JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu pendiri "Teman Ahok", Singgih Widyastomo, membenarkan bahwa setiap pengumpul data KTP dukungan untuk Basuki Tjahaja Purnama-Heru Budi Hartono (Ahok-Heru) dibayar Rp 500.000 setiap mereka berhasil mengumpulkan 140 data KTP.
"Itu benar, relawan kami kan ada yang organik, kalau yang organik itu betul memang satu posko itu kami jatah Rp 500.000. (Bayaran) Rp 500.000 itu per minggu, target 140 data KTP per minggu," ujar Singgih di markas Teman Ahok, Graha Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu (29/6/2016).
Teman Ahok merupakan kelompok yang mendukung Ahok-Heru maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lewat jalur independen. Untuk itu, mereka mengumpulkan data KTP dukungan bagi Ahok agar dapat memenuhi syarat sebagai calon independen.
Singgih mengatakan, jika target 140 data KTP tidak tercapai, para pengumpul data KTP tidak akan mendapatkan bayaran tersebut.
"Kalau enggak dapat (140 KTP), ya mereka enggak dapat (bayaran) kan," kata dia.
Menurut Singgih, bayaran itu diberikan sebagai uang transportasi bagi para relawan pengumpul data KTP.
"Kami enggak munafik. Teman-teman butuh biaya transportasi dan untuk segala macam," ucap Singgih.
Sebelumnya, mantan Teman Ahok mengaku dibayar Rp 500.000 setiap kali mencapai target. Target pengumpulan adalah 140 data KTP per pekan.
Salah satu penanggung jawab (PJ) Teman Ahok, Paulus Romindo, mengungkapkan, dia dikontrak oleh Teman Ahok. Ada perjanjian dalam bentuk surat kuasa.
Mantan PJ pengumpul data KTP Teman Ahok di Kelapa Dua itu juga mengungkapkan praktik kecurangan yang mereka lakukan. Kecurangan dilakukan dengan cara mengumpulkan data KTP yang sama sebanyak dua kali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.