JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantah kabar yang menyebutkan bahwa ia akan mendeklarasikan diri untuk ikut Pilkada DKI Jakarta 2017 melalui jalur partai politik pada hari raya Idul Fitri 1437 Hijriah.
"Siapa bilang (deklarasi) di Belitung? Kok di Belitung? Nanti kalau (deklarasi cagub) di Belitung, enggak ada lo (wartawan), susah dong. Siapa yang nulis (berita) gue? Ha-ha-ha lo mau ikut gue ke Belitung?" kata Ahok seraya tertawa, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (1/7/2016).
(Baca juga: Ingin Tiru Gaya Ahok, Pastor-Ustaz Ini Maju ke Pilkada Tapanuli Tengah)
Basuki atau Ahok dikabarkan akan deklarasi di kampung halamannya, Belitung Timur. Kabar itu beredar melalui pesan singkat yang tersebar di kalangan media.
Dalam pesan singkat itu disebutkan bahwa Ahok akan deklarasi maju melalui jalur partai politik pada tanggal 6 Juli sore atau 7 Juli pagi.
Ahok dikabarkan akan kembali menggandeng Djarot Saiful Hidayat sebagai calon wakil gubernur untuk menarik dukungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Sementara itu, berdasarkan kabar tersebut, Heru Budi Hartono, cawagub yang dipasangkan oleh Teman Ahok, akan dijadikan Sekretaris Daerah menggantikan Saefullah.
"Itu dengar dari siapa sih? Kabar burung kan? Burungnya jenis perkutut atau merpati?" kata Ahok tertawa.
Ahok telah mengantongi dukungan tiga partai politik, yakni Partai Nasdem, Hanura, dan Golkar.
(Baca juga: Partai Gerindra Pastikan Ajukan Cagub jika Tak Koalisi dengan PDI-P dalam Pilkada DKI)
Perolehan kursi ketiga partai politik ini telah mencukupi syarat untuk mengusung Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Di sisi lain, relawan Teman Ahok juga telah berhasil mengumpulkan satu juta data KTP untuk mengusung Ahok melalui jalur perseorangan. Belakangan, Teman Ahok bahkan rela apabila Ahok maju diusung parpol.