Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyedia Jasa Taksi "Online" Diminta Selektif, Tak Hanya Rekrut Banyak Sopir

Kompas.com - 08/07/2016, 13:12 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pegiat transportasi umum, Andreas Lucky Lukwira, menyoroti kasus ancaman dengan kekerasan yang terjadi terhadap penumpang angkutan berbasis aplikasi yang terjadi di Gambir, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Seorang sopir angkutan berbasis aplikasi, Uber Indonesia, menodong penumpang dengan pistol palsu dan menamparnya setelah memaksa korban untuk turun.

Pelaku menolak melanjutkan mengantar korban sampai ke tujuan karena jalan macet dan capek.

(Baca: Polisi Pastikan Pistol dan Lencana Penyidik Milik Sopir Uber Palsu)

Berkaca dari kasus tersebut, Lukwira berharap seleksi terhadap sopir angkutan berbasis aplikasi oleh penyedia jasa lebih selektif.

"Rekrutmen taksi online jangan cuma nyari banyak-banyakan driver, tapi lebih selektif lagi. Jangan sampai dapat sopir yang iseng-iseng, akibatnya pelayanan juga iseng-iseng," kata Lukwira kepada Kompas.com, Jumat (8/7/2016).

Pemilik akun Twitter @NaikUmum tersebut juga mengatakan, sejak awal kemunculan angkutan berbasis aplikasi, ia meragukan masalah keamanannya.

Selain itu, jika terjadi sesuatu terhadap penumpang, tanggung jawab perusahaan angkutan berbasis aplikasi, menurut dia, berbeda dengan perusahaan angkutan konvensional.

"Saya dari awal sudah memperkirakan jika terjadi hal-hal buruk ke penumpang, perusahaan angkutan online bisa mudah cuci tangan karena sistem kemitraan mereka enggak begitu mengikat seperti perusahaan konvensional," ujar Lukwira.

Sebab, sanksi terhadap pengemudi oleh angkutan berbasis aplikasi hanya sebatas menonaktifkan pengemudi.

"Sanksi ke pengemudi enggak bisa kayak konvensional yang hubungannya perusahaan-pegawai. Selain itu, karena aturannya belum jelas, regulator pun sulit kasih sanksi ke perusahaan online," ujar Lukwira.

Head of Communications Uber Indonesia Dian Safitri sebelumnya mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan simpati kepada korban.

(Baca: Uber Nonaktifkan Sopir yang Ancam dan Tampar Penumpang)

"Kami bisa konfirmasikan bahwa kami telah menghubungi pengguna untuk menyampaikan rasa simpati kami dan kami mengonfirmasikan bahwa mitra pengemudi yang bersangkutan telah dinonaktifkan dari platform kami," kata Dian melalui pernyataan tertulisnya kepada Kompas.com, Kamis (7/7/2016).

Dian mengatakan, pihaknya mengembalikan biaya perjalanan dan memberikan voucer untuk perjalanan selanjutnya.

"Pada intinya kami menghormati proses hukum yang berjalan. Kami siap membantu pihak yang berwajib dalam proses hukum yang berlangsung," kata Dian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com