Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinas Kesehatan Provinsi Banten Siapkan Sanksi untuk RS yang Gunakan Vaksin Palsu

Kompas.com - 19/07/2016, 16:34 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah Badan Pengawas Obat dan Minuman (BPOM) Serang menemukan adanya vaksin palsu di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Mutiara Bunda, Dinas Kesehatan Provinsi Banten saat ini sedang menyiapkan sanksi bagi rumah sakit tersebut. Fasilitas kesehatan lain di wilayah Banten pun akan dikenakan sanksi untuk mencegah peredaran vaksin palsu meluas.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Yanuar mengatakan pihaknya saat ini belum menetapkan sanksi apapun dan masih menunggu arahan dari Kementerian Kesehatan.

"Kami lakukan pembinaan. Teguran bisa, bisa juga harus dikawal khusus. Itu yang sedang didiskusikan," kata Yanuar kepada Kompas.com, Selasa (19/7/2016).

Sanksi yang terberat menurut Yanuar adalah izin prakter dokter yang bersangkutan dicabut. Ia mengatakan penutupan rumah sakit tidak masuk dalam opsi karena masih melihat peran rumah sakit itu sendiri.

"Ya jangan sampai matiin nyamuk (dengan cara) dibom. Kan bisa dokternya kami cabut izin prakteknya. Kami menunggu rekomendasi dari IDI juga," ujarnya.

RSIA Mutiara Bunda mengakui selama ini membeli vaksin dari distributor tidak resmi. Selain membeli dari distributor yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka, yaitu CV Azka Medika, RSIA Mutiara Bunda juga membeli dari distributor tak resmi lain yang mereka sebut freelance bernama Narto.

Namun belum diketahui sejak kapan vaksin palsu dipasok ke rumah sakit ini. Pihak rumah sakit belum bisa menyebutkan sejak kapan menggunakan vaksin itu. Pengakuan itu pertama kali disampaikan pimpinan rumah sakit, dr Toniman.

Pertimbangan membeli vaksin tersebut karena ketersediaan stok di tengah kekosongan dan harga yang relatif murah. Salah satu vaksin dari distributor tak resmi itu yang sudah terbukti palsu berdasarkan uji BPOM pada 23 Juni 2016 adalah vaksin Tripaceal produksi PT Sanofi Pasteur. (Baca: BPOM Temukan Vaksin Palsu di RSIA Mutiara Bunda)

Vaksin tersebut seharusnya mengandung Toksoid Difteri, Toksoid Tetanus dan vaksin Hepatitis B. Namun, uji laboratorium menunjukan vaksin itu hanya mengandung Na dan Cl serta vaksin Hepatitis B.

Kompas TV Warga Protes RS Tidak Beri Penjelasan Vaksin Palsu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com