Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Vaksin Palsu, RSIA Mutiara Bunda Telusuri Rekam Medis Pasien

Kompas.com - 19/07/2016, 12:38 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda mulai melakukan pendataan pasien korban vaksin palsu.

Menurut pantauan Kompas.com, Selasa (19/7/2016) siang, tak ada kesibukan di rumah sakit ini.

Kunjungan pasien pun tak banyak. Hampir semua pengunjung RS tersebut menanyakan soal vaksin palsu.

(Baca juga: Pemerintah Jamin Keaslian Vaksin dan Stok Cukup untuk Imunisasi Ulang)

Namun, di ruang administrasi, terlihat dua pegawai sibuk membuka dan mencatat rekam medis pasien.

Di ruangan itu terdapat empat rak besar yang menampung ribuan map berisi data pasien.

Salah satu dokter yang hari ini bertugas melayani pertanyaan soal vaksin palsu, dr Mukmin, mengatakan bahwa pihaknya memang sedang menelusuri nama-nama pasien yang menjadi korban vaksin palsu.

"Pendataan caranya dua. Kami mencocokkan data yang diisi pasien sejak kemarin dengan rekam medis yang kami punya, siapa-siapa saja yang pernah menerima vaksin palsu Triparcel," kata dr Mukmin kepada Kompas.com, Selasa.

Mukmin belum mengetahui kapan pendataan akan selesai. Pada pekan pertama Agustus, para pasien yang merasa menjadi korban vaksin palsu akan melakukan medical check-up sebelum pelaksanaan vaksinasi ulang.

"Kalau pendataan mudah-mudahan minggu ini sudah selesai," kata dr Mukmin.

Mengenai jumlah pasien yang menjadi korban vaksin palsu, Mukmin mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu pemeriksaan dari Bareskrim Polri dan Kementerian Kesehatan.

(Baca juga: RSIA Permata Bunda Sepi dari Kunjungan Orangtua Pasien Korban Vaksin Palsu)

Sebab, menurut dia, tak semua vaksin dari distributor langganan tak resmi rumah sakit itu terbukti menyediakan vaksin palsu.

Ia mengatakan, hanya sampel vaksin Triparcel pada tanggal 23 Juni 2016 yang terbukti palsu berdasarkan uji BPOM Serang.

"Ini vaksin yang enggak panas, yang mahal, tinggi permintaannya. Mungkin karena waktu itu kosong atau bagaimana, dia terus diminta, makanya memalsukan," kata dr Mukmin.

Kompas TV Menkes: Anggaran Pengadaan Vaksin Ditambah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com