Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSIA Permata Bunda Sepi dari Kunjungan Orangtua Pasien Korban Vaksin Palsu

Kompas.com - 19/07/2016, 12:22 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com 
— Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda pada hari ini, Selasa (19/7/2016), sepi dari kunjungan orangtua pasien korban vaksin palsu maupun pasien yang ingin berobat. Pada Senin (18/7/2016), di rumah sakit tersebut digelar mediasi antara ratusan orangtua pasien korban vaksin palsu dengan pihak manajemen.

Pantauan Kompas.com di lokasi, sejak Selasa pagi, tak lebih dari 10 orang yang mendatangi RSIA Mutiara Bunda. Mereka datang untuk meminta penjelasan terkait vaksin palsu. Hingga Selasa siang, tercatat baru tiga orang yang berobat.

"Layanan buka hari ini, tapi hanya dokter umum," kata seorang petugas informasi RSIA Mutiara Bunda, Selasa.

Posko pengaduan pasien yang terletak di depan rumah sakit terlihat hanya diduduki delapan orang anggota polisi. Kemarin, posko tersebut ramai dipadati ratusan orangtua pasien korban vaksin palsu. Mereka diminta mengisi daftar yang berisi nama pasien, alamat, dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

Dokter Mukmin, seorang perwakilan rumah sakit, menjelaskan kepada orangtua pasien terkait pertanyaan-pertanyaan mengenai vaksin. Ia enggan memberikan pernyataan lebih lanjut karena hanya ditugaskan menjawab pertanyaan orangtua pasien.

"Nanti diserahkan ke pihak berwajib saja," kata dr Mukmin.

RSIA Mutiara Bunda mengakui selama ini membeli vaksin dari distributor tidak resmi. Selain membeli dari distributor yang kini telah ditetapkan melanggar hukum, yaitu CV Azka Medika, RSIA Mutiara Bunda juga membeli dari distributor tak resmi lain yang mereka sebut freelance bernama Narto.

Namun, belum diketahui sejak kapan vaksin palsu dipasok ke rumah sakit itu. Pihak rumah sakit belum bisa menyebutkan sejak kapan menggunakan vaksin tersebut.

Pengakuan itu pertama kali disampaikan pimpinan rumah sakit, dokter Toniman. Ia menyatakan biasa membeli vaksin pada satu pihak yang disebut sebagai freelance.

Pertimbangan membeli vaksin tersebut karena ketersediaan stok yang cukup dan harga yang relatif murah. Salah satu vaksin dari distributor tak resmi itu yang sudah terbukti palsu berdasarkan uji BPOM pada 23 Juni 2016 adalah vaksin Tripaceal produksi PT Sanofi Pasteur.

Vaksin tersebut seharusnya mengandung Toksoid Difteri, Toksoid Tetanus, dan vaksin Hepatitis B. Namun, uji laboratorium menunjukkan vaksin itu hanya mengandung Na dan Cl serta vaksin Hepatitis B.

Vaksinasi ulang dan medical check up sebagai pertanggungjawaban RSIA Mutiara Bunda rencananya akan dilakukan pada pekan pertama Agustus 2016.

Kompas TV Menkes: Anggaran Pengadaan Vaksin Ditambah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com