TANGERANG, KOMPAS.com — Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda pada hari ini, Selasa (19/7/2016), sepi dari kunjungan orangtua pasien korban vaksin palsu maupun pasien yang ingin berobat. Pada Senin (18/7/2016), di rumah sakit tersebut digelar mediasi antara ratusan orangtua pasien korban vaksin palsu dengan pihak manajemen.
Pantauan Kompas.com di lokasi, sejak Selasa pagi, tak lebih dari 10 orang yang mendatangi RSIA Mutiara Bunda. Mereka datang untuk meminta penjelasan terkait vaksin palsu. Hingga Selasa siang, tercatat baru tiga orang yang berobat.
"Layanan buka hari ini, tapi hanya dokter umum," kata seorang petugas informasi RSIA Mutiara Bunda, Selasa.
Posko pengaduan pasien yang terletak di depan rumah sakit terlihat hanya diduduki delapan orang anggota polisi. Kemarin, posko tersebut ramai dipadati ratusan orangtua pasien korban vaksin palsu. Mereka diminta mengisi daftar yang berisi nama pasien, alamat, dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
Dokter Mukmin, seorang perwakilan rumah sakit, menjelaskan kepada orangtua pasien terkait pertanyaan-pertanyaan mengenai vaksin. Ia enggan memberikan pernyataan lebih lanjut karena hanya ditugaskan menjawab pertanyaan orangtua pasien.
"Nanti diserahkan ke pihak berwajib saja," kata dr Mukmin.
RSIA Mutiara Bunda mengakui selama ini membeli vaksin dari distributor tidak resmi. Selain membeli dari distributor yang kini telah ditetapkan melanggar hukum, yaitu CV Azka Medika, RSIA Mutiara Bunda juga membeli dari distributor tak resmi lain yang mereka sebut freelance bernama Narto.
Namun, belum diketahui sejak kapan vaksin palsu dipasok ke rumah sakit itu. Pihak rumah sakit belum bisa menyebutkan sejak kapan menggunakan vaksin tersebut.
Pengakuan itu pertama kali disampaikan pimpinan rumah sakit, dokter Toniman. Ia menyatakan biasa membeli vaksin pada satu pihak yang disebut sebagai freelance.
Pertimbangan membeli vaksin tersebut karena ketersediaan stok yang cukup dan harga yang relatif murah. Salah satu vaksin dari distributor tak resmi itu yang sudah terbukti palsu berdasarkan uji BPOM pada 23 Juni 2016 adalah vaksin Tripaceal produksi PT Sanofi Pasteur.
Vaksin tersebut seharusnya mengandung Toksoid Difteri, Toksoid Tetanus, dan vaksin Hepatitis B. Namun, uji laboratorium menunjukkan vaksin itu hanya mengandung Na dan Cl serta vaksin Hepatitis B.
Vaksinasi ulang dan medical check up sebagai pertanggungjawaban RSIA Mutiara Bunda rencananya akan dilakukan pada pekan pertama Agustus 2016.