Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rp 5 Miliar Biaya Urus Lahan Pemprov di Grogol Utara

Kompas.com - 06/08/2016, 18:22 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan masih terus mengusut kasus dugaan korupsi di lahan Pemprov DKI Jakarta yang ada di Grogol Utara, Jakarta Selatan.

Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus Yovandi Yazid mengatakan berdasarkan pemeriksaan terhadap tersangka IR, terkuak bahwa pada 2014, IR mengeluarkan uang kurang lebih Rp 5 miliar untuk mengurus sertifikat lahan itu.

"Ya sekitar Rp 5 miliar," kata Yovandi kepada Kompas.com, Sabtu (6/8/2016).

Uang itu diduga mengalir ke pejabat eselon IV Badan Pertanahan Negara (BPN) Wilayah Jakarta Selatan bernama AS. AS kala itu menjabat Wakil Ketua Panitia Pemeriksa Tanah A. Ia kini juga telah ditetapkan sebagai tersangka meski belum ditahan.

Kepada Jaksa IR mengakui bahwa di belakangnya ada pemodal besar. Pemodal ini diduga orang yang sering 'bermain' tanah negara.

"Namanya sudah (disebut). Cuma kami belum bisa ekspos karena nanti takutnya kabur," ujar Yovandi.

Jumlah tersangka kemungkinan besar masih akan terus bertambah. Sebab untuk menertibkan sertifikat, tidak hanya mengurus ke BPN namun juga ke pejabat setempat dari tingkat RT hingga kelurahan untuk menerbitkan surat keterangan tidak sengketa serta surat riwayat tanah, juga ke Suku Dinas Pelayanan Pajak Kota Administrasi Jakarta Selatan untuk Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

Pada 2014, IR mengaku sebagai ahli waris dari girik tanah seluas 2.975 meter persegi atas nama Rohani. Girik tanah yang terletak di Jalan Biduri Bulan, Grogol Utara, Jakarta Selatan, itu diduga hasil rekayasa. Sebab, lahan itu merupakan milik Pemprov DKI Jakarta setelah PT Permata Hijau menyerahkannya sebagai kewajiban fasos dan fasum pada 1996.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com