Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Tanaman yang Mengokupasi Tanah Pemprov di Grogol Utara Siap Pindah

Kompas.com - 03/08/2016, 17:36 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua pedagang tanaman yang kini mengokupasi lahan Pemprov DKI Jakarta di Grogol Utara, Jakarta Selatan, Cakram dan Nuri, mengaku siap pindah jika tanah tersebut akan digunakan oleh Pemprov DKI Jakarta.

Cakram mengatakan lebih dari 20 tahun ia berdagang tanaman di tengah-tengah rumah elite kawasan Permata Hijau. Pembelinya dari warga sekitar bahkan Yusril Ihza Mahendra dan istrinya sering membeli tanaman ke sini. Ia pun tahu betul bahwa ia tak berhak atas tanah ini.

"Ya ini kan tanah Pemda, kalau mau dipakai ya harus pindah dong, enggak apa-apa," kata Cakram saat ditemui di lahan itu, Rabu (3/8/2016).

Kendati demikian ia tak tahu pemilik jelas tanah tersebut. Katanya, hampir setiap bulan ada saja orang yang datang mengukur tanah ini. Ia pun tak tahu tindak pidana yang menjerat pegawai BPN dan pihak yang mengajukan permohonan surat ini.

"Enggak tahu saya juga bingung, ada yang bilang tanahnya Irvan, ada yang bilang tanah Pemda," katanya.

Nuri juga mengatakan hal yang sama. Ia menuturkan dulu keluarganya menjual tanah ini ke PT Permata Hijau pada tahun 1974. Namun dirinya masih mencari nafkah dengan berjualan tanaman di 'lahan buangan' ini.

"Ya kalau harus pindah, pindah. Cuma minta bagaimana caranya kami dikabari dulu, dibantu buat ngangkut, syukur-syukur dipindahin ke tempat lain," kata Nuri. (Baca: Jual Beli Lahan DKI di Grogol Utara Terungkap Ketika Pemprov Ingin Bangun RPTRA)

Kasus lahan di Jalan Biduri Bulan, Grogol Utara seluas 2975 meter persegi ini mencuat setelah Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan kemarin menggeledah Kantor BPN Wilayah Jakarta Selatan.

Tanah ini diketahui milik Pemprov DKI Jakarta setelah diserahkan oleh PT Permata Hijau pada tahun 1996 sesuai kewajiban fasos dan fasum. Namun pada tahun 2014, seorang bernama IR yang kini ditahan, mengajukan sertifikat HGB ke BPN Jakarta Selatan berdasarkan girik yang dipegangnya. Girik itu diduga rekayasa, dan ada tindak pidana suap mengalir ke pegawai panitia pemeriksa tanah (P2T) BPN Jakarta Selatan, AS, yang kini juga ditetapkan sebagai tersangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com