Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lukisan di Terminal 3 New Soekarno-Hatta, DN Aidit atau Sutan Syahrir?

Kompas.com - 12/08/2016, 15:32 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Pihak PT Angkasa Pura II belum bisa memastikan apakah lukisan para tokoh sejarah di Terminal 3 New Bandara Soekarno-Hatta adalah tokoh PKI Dipa Nusantara Aidit. Mereka masih mengonfirmasi kepada senimannya, Galam Zulkifli.

Head of Corporate Secretary and Legal PT Angkasa Pura II Agus Haryadi mengatakan, pihaknya menghubungi sang seniman setelah lukisan itu membuat heboh dunia maya.

"Kami dari AP II sudah kontak Pak Galam dari sebelum Shalat Jumat, tapi beliau belum merespons. Kami harus pastikan dulu itu betul DN Aidit atau bukan, karena gambarnya itu mirip sama Sutan Syahrir," kata Agus kepada Kompas.com, Jumat (12/8/2016).

Sosok figur yang disebut-sebut sebagai DN Aidit ada di sebelah kiri bawah lukisan tersebut. Ukuran figur itu lebih kecil ketimbang figur tokoh-tokoh lainnya yang digambarkan lebih besar dalam kanvas lukisan tersebut.

Agus menjelaskan, lukisan tersebut sebenarnya menceritakan tentang kaleidoskop bangsa Indonesia. Sosok yang ditampilkan oleh Galam merupakan mereka yang pernah menorehkan sejarah dan riwayat bangsa Indonesia, terlepas dari sejarah yang baik maupun sejarah kelam.

"Terbentuknya bangsa ini kan dari perjalanan panjang yang berdarah-darah. Mungkin kalau ini dipajang di museum, tidak masalah. Tapi, karena ini dipajang di area publik, jadi menuai komentar netizen," kata Agus.

Dari deskripsi singkat di bawah lukisan Galam, tertulis penjelasan sebagai berikut:

Dari deskripsi singkat di bawah lukisan Galam, tertulis penjelasan sebagai berikut:

 

Indonesia bukanlah sebuah antinomi yang memperlihatkan wajah yang tunggal. Ia adalah sebuah pembayangan bersama yang ditopang dari ide yang beragam. Ide atau pikiran yang kemudian bermetamorfosis menjadi ideologi di praksis pergerakan sedemikian rupa berdialog dan mencari titik kompromi yang terkadang musykil.

Sebagai sebuah panggung, Indonesia adalah persembahan panjang tentang pencarian kebenaran lewat jalan perdebatan. Ide-ide dipertemukan mencari formula, tidak saja bentuk negara, melainkan juga bagaimana mempertemukan keragaman ide dari tuturan bahasa yang berbeda-beda se-Nusantara menjadi sukma "persatuan nasional".

Proses menjadi Indonesia adalah sesungguhnya kerja coba-coba yang serius. Bukan saja proses ini melahirkan "pahlawan", tapi juga "pemberontak".

Bukan saja proses ini menobatkan sejumlah pemilik ide menjadi "tokoh bangsa" yang tampil dalam silabus sejarah, tapi juga pengusung ide yang teralpa dan bahkan terkubur karena pilihan ideologis yang kalah dalam pertaruhan. Ide-ide yang bertaruh dan diperjuangkan dengan keras kepala itulah yang membingkai wajah Indonesia yang terwariskan hingga kini.

"The Indonesian Idea" ini adalah proyek visual dengan ambisi menyambangi seluruh simpul, spektrum, nuansa seluruh semesta ide yang melahirkan rantai panjang tanpa putus ihwal keindonesiaan.

Empat ratus wajah dengan latar ide(ologi) dan praksis (kerja) di atas kanvas adalah ikhtiar menaikkan yang terinjak, memunculkan yang hilang, dan menyatukan yang terserak. "The Indonesian Idea" adalah ikhtiar atas ide-ide besar peradaban memaklumatkan keindonesiaan yang di satu sisi utuh, satu, berkemanusiaan, demokratik, dan dialogis; namun di sisi yang lain kebesaran yang ideal itu adalah ilusi.

Lewat "jalan cahaya" sebagai metode visual, simulasi dari ilusi itu menyadarkan kita betapa anugerah keragaman ide ini rapuh, goyah. Salah satu cara merawatnya adalah menampilkannya secara adil, berani, dan nondiskriminatif.

Kompas TV Ini Suasana Hari Pertama Terminal 3 Soekarno-Hatta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com