Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa Lengkong, Semangat Pemuda yang Tak Pernah Mati

Kompas.com - 15/08/2016, 19:18 WIB

Oleh: Amanda Putri N

Lima bulan setelah proklamasi kemerdekaan, tepatnya tanggal 25 Januari 1946, Mayor Daan Mogot memimpin misi melucuti senjata tentara Jepang yang ada di Lengkong, Serpong, secara damai. Namun, naas, saat tiba di markas Jepang, pasukan dari Akademi Militer Tangerang tewas dalam pertempuran yang tidak seimbang.

Tercatat 34 prajurit muda dan 3 perwira Tentara Republik Indonesia tewas saat itu, termasuk Daan Mogot. Mereka tewas di usia muda, 16-24 tahun. Sebagian prajurit luka berat dan sebagian yang tidak dapat melarikan diri ditawan Jepang.

Nama Daan Mogot kini diabadikan menjadi nama jalan yang membentang dari Grogol, Jakarta Barat, hingga Kota Tangerang. Bersama Daan Mogot, dua perwira gugur, yaitu Letnan Satu Soebianto Djojohadikusumo dan Letnan Satu Sutopo.

Masih tersisa markas Jepang di Kelurahan Lengkong Wetan, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, yang kini dibangun monumen Palagan Lengkong. Kompleks itu terdiri dari satu rumah utama dengan bangunan tambahan di belakang yang merupakan pos penjagaan plus satu sumur tua yang kini ditutup.

Di tempat itu, 70 tahun yang lalu, tepatnya pada hari Jumat, 25 Januari 1946, selepas shalat Jumat, taruna Akademi Militer (Akmil) Tangerang yang baru memulai pendidikan pada 18 November 1945 sangat antusias dan bersemangat menjalankan tugas perlucutan senjata. Mereka menemui Kapten Abe, pemimpin tentara Jepang di Lengkong, yang saat itu belum kooperatif.

Sekitar pukul 16.00, pasukan tiba di markas Jepang yang berada di tengah kebun karet. Mayor Daan Mogot, Mayor Wibowo, dan Taruna Alex Sajoeti bersama beberapa tentara memasuki kantor Kapten Abe. Di dalam markas, Daan Mogot menjelaskan maksud kedatangannya. Sementara taruna mulai mengumpulkan senjata di luar ruang perundingan.

Tiba-tiba terdengar letusan senjata, disusul rentetan tembakan dari pos-pos tersembunyi, yang mengarah ke taruna yang terjebak. Sebagian serdadu Jepang yang sebelumnya sudah menyerahkan senjata kembali merebut senjata mereka. Daan Mogot segera berlari keluar dan berusaha menghentikan pertempuran, tetapi gagal.

Dalam waktu sangat singkat, terjadi pertempuran yang sangat tidak seimbang. Pihak Jepang lebih unggul dari sisi persenjataan ketimbang pihak Indonesia. Korban pun berjatuhan.

Setelah kejadian itu, komunikasi dilakukan pihak Indonesia dengan Jepang, dan menghasilkan beberapa kesepakatan. Kesepakatan itu di antaranya jenazah yang sudah dimakamkan bersama di Lengkong dipindahkan dan dimakamkan dengan upacara resmi di Taman Makam Pahlawan Taruna Tangerang. Tawanan dibebaskan dan dipulangkan ke Tangerang. Sementara semua persenjataan dan amunisi dikembalikan kepada pihak Indonesia.

MA Tangerang

Ketua Harian Yayasan 25 Januari 1946 Rani D Sutrisno mengatakan, pemuda yang gugur di Lengkong itu adalah taruna muda yang baru saja masuk Akmil (lebih dikenal dengan Militaire Academie/MA) Tangerang.

 MA Tangerang didirikan mantan Shondancho yang mulai memikirkan sistem pendidikan militer pasca kemerdekaan. Karena Jakarta dikuasai tentara sekutu dan NICA, dipilihlah Tangerang. Akademi yang dipimpin Daan Mogot sebagai direktur ini berdiri di bawah komando Resimen IV TKR di Tangerang.

Mulailah Akmil Tangerang membuka pendaftaran bagi pemuda usia 18 tahun sampai 25 tahun yang memiliki kemauan sungguh-sungguh untuk mempertahankan Indonesia tetap merdeka. Meski syarat calon siswa minimal 18 tahun, pada kenyataannya banyak yang usianya kurang dari itu ikut mendaftar.

”Betapa saat itu pemuda memiliki semangat membara untuk mempertahankan kemerdekaan RI. Mereka yang masih berusia 16 tahun atau 17 tahun ikut mendaftar. Sujono, salah seorang taruna yang tewas di Lengkong, usianya masih 16 tahun,” kata Rani yang merupakan putri dari salah satu perwira saat itu, Letnan Sutrisno.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswi SLB Diduga Dicabuli Teman di Kalideres, Disdik DKI: Sedang Kami Dalami

Siswi SLB Diduga Dicabuli Teman di Kalideres, Disdik DKI: Sedang Kami Dalami

Megapolitan
Sekap Wanita “Open BO” di Apartemen Kemayoran, Pelaku Bawa Teman dari Kalbar

Sekap Wanita “Open BO” di Apartemen Kemayoran, Pelaku Bawa Teman dari Kalbar

Megapolitan
Polisi Periksa Sejumlah Ahli untuk Mengungkap Kasus Pembunuhan Siswi SMK di Bogor

Polisi Periksa Sejumlah Ahli untuk Mengungkap Kasus Pembunuhan Siswi SMK di Bogor

Megapolitan
BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

Megapolitan
Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Megapolitan
Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa 'Open BO'

Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa "Open BO"

Megapolitan
Pejalan Kaki Terlindas 'Dump Truck' di Koja, Kaki Korban Hancur

Pejalan Kaki Terlindas "Dump Truck" di Koja, Kaki Korban Hancur

Megapolitan
5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

Megapolitan
Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com