Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdebatan Kuasa Hukum Jessica dengan Sarlito soal Sianida yang Masuk

Kompas.com - 01/09/2016, 18:02 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terjadi adu argumen antara Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia Profesor Sarlito Wirawan dengan Yudi Wibowo Sukinto, kuasa hukum Jessica Kumala Wongso dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (1/9/2016).

Perdebatan bermula saat Yudi membacakan kesimpulan Sarlito dalam berita acara pemeriksaan. Menurut kesimpulan Sarlito, tidak ada kemungkinan yang memasukkan serbuk sianida ke dalam cangkir kopi tersebut kecuali Jessica.

Yudi bertanya, apakah Sarlito melihat serbuk sianida? "Tunggu dulu. Apakah saya di sana (kesimpulan BAP) melihat dan menyaksikan?" tanya Sarlito kepada Yudi di PN Jakarta Pusat, Kamis.

Yudi merespon dan heran dengan jawaban Sarlito. Pasalnya, kesimpulan Sarlito disebut mengandai-andai.

"Ini lucu. Tidak lihat sianida tapi bisa menyimpulkan (Jessica menaruh sianida)," kata Yudi. "Oh ini lucu ya?" kata Sarlito yang disambut tawa orang seisi ruangan persidangan.

Sarlito menambahkan bahwa ia dapat menyimpulkan hal tersebut tanpa melihat. Pasalnya dalam waktu 51 menit, tidak ada orang lain yang menguasai es kopi vietnam selain Jessica.

"Kalau ada yang masukkan orang lain?" tanya Yudi. "Bisa aja, tapi kan enggak ada orang lain selain Jessica," jawab Sarlito.

Yudi tak puas. Ia bertanya kemungkinan sianida ditaruh sebelum sampai di tangan Jessica. "Saya tidak bisa menduga gitu," tegas Sarlito.

Ia menganalogikan kasus perkosaan bisa diputuskan hakim meskipun hakim tak melihat peristiwa tersebut. Yudi menyela bahwa ia tahu analogi tersebut.

"Bapak tahu teori kausalitas enggak? tanya Yudi. "Saya tahu, tapi umum," jawab Sarlito. Tak puas, Yudi menyindir Sarlito yang merupakan penasihat Kapolri.

"Katanya bapak sering urusan dengan kepolisian," kata Yudi. "Saya juga bukan ahli hukum," sela Sarlito. "Saya juga bukan ahli psikologi," timpal Yudi. "Kalo gitu kita sama-sama bukan ahli, pak," jawab Sarlito.

Setelah pernyataan Sarlito, pembicaraan keduanya terkait kesimpulan sianida dimasukkan ke kopi Mirna oleh Jessica pun berakhir. (Baca: "Nasib Jessica Tergantung Saksi, Jangan Dianggap Enteng")

Wayan Mirna Salihin meninggal setelah meminum es kopi vietnam yang dipesan oleh Jessica Kumala Wongso di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Rabu (6/1/2016). Jessica menjadi terdakwa kasus tersebut. JPU memberikan dakwaan tunggal terhadap Jessica yakni Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.

Kompas TV Saksi: Tindakan Jessica di Olivier Satu Rangkaian
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com