Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Rusun Rawa Bebek Kecewa Terali Hanya Ditutup Kawat Tipis Setelah Ada Anak Balita Jatuh

Kompas.com - 05/09/2016, 12:47 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengelola Rusun Rawa Bebek di Cakung, Jakarta Timur, akhirnya menutup terali dengan kawat pasca jatuhnya seorang anak balita lewat celah terali.

Anak balita malang itu jatuh dari lantai empat setelah keluar lewat celah.

Namun, langkah pengelola itu belum memuaskan warga yang menghuni rusun. Sebab, pengelola menutup pagar terali dengan jaring kawat tipis yang biasa dipakai untuk mengayak pasir.

Warga Rusun Rawa Bebek Blok A lantai 1, Omah (70), mengatakan, seharusnya pengelola menutup dengan kawat yang ukurannya lebih besar. Sebab, jaring kawat yang dipakai sekarang mudah hancur jika berkarat.

"Kawat kayak begini cepat rusak. Kalau kena air hujan sama minyak buat masak karatan, jadi jebol," kata Omah di rusun tersebut, Senin (5/9/2016).

Ia melanjutkan, dirinya berharap jaring kawat yang dipakai bisa seukuran dengan yang dipakai untuk sekat ruang dapur atau jemuran warga. Ukurannya lebih tebal dan kuat.

Hal itu juga diamini warga rusun yang lain, Siti Aisah (42). Siti melihat jaring kawat itu tidak kuat. Padahal, warga relokasi Pasar Ikan itu masih beberapa bulan lagi baru dipindahkan ke Rusun Rawa Bebek yang baru.

Akhir tahun ini warga akan dipindahkan dari rusun untuk bujangan tersebut ke rusun keluarga yang jadi pengganti. Namun, hingga sekarang rusun keluarga itu masih dalam proses pembangunan.

Siti menilai pengelola seharusnya memasang jaring kawat yang lebih kuat dan tahan lama. "Saya pengin cepat-cepat pindah ke rusun yang baru, tapi kami dijanjiin Desember ini baru pindah," ujar Siti.

Warga blok yang sama, Ridwan (56), juga berpandangan sama. Namun, Ridwan yang merupakan kakek dari balita yang jatuh itu menilai upaya pengelola sudah cukup menjaga keamanan meski terali yang ditutup hanya setengah, tidak sampai atas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com