Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Pelaku Penyekapan: Tak Ada Paksaan, Buktinya Masih Shalat Bareng

Kompas.com - 06/09/2016, 00:37 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum pelaku penyekapan di Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada Sabtu (3/9/2016) menyatakan bahwa korban, Asep Sulaiman, mengenal baik kliennya.

Ia membantah keterangan Asep yang sebelumnya mengaku tidak kenal dengan pelaku, AJS dan SU.

"Bohong dia (Asep) enggak kenal, dua-duanya saja kerja di tempat yang sama," kata kuasa hukum pelaku, Apolos Jarabonga, Senin malam (5/9/2016).

(Baca juga: Pengacara Sebut Pelaku Penyekapan di Pondok Indah Dapat Senjata dari Pensiunan Polisi dan TNI AL)

Apolos membenarkan bahwa korban dan kliennya sama-sama bekerja di perusahaan produksi minyak dan gas asal Amerika, PT EM.

Menurut dia, Asep merupakan vice president  yang baru pensiun dari perusahaan tersebut, sedangkan AJS menjadi pengawal Asep. Keduanya mengenal satu sama lain sejak 2010.

Namun, sekitar setahun lalu, kata Apolos, ada masalah antara keduanya. AJS pun berusaha menyelesaikan masalah tersebut.

Terkait penyekapan dengan cara menyusup rumah Asep, Apolos mengatakan bahwa kliennya terpaksa bertindak demikian karena Asep selama ini sulit ditemui.

"Dia (AJS) mau bertemu pagi datang, bilangnya enggak bisa, sore enggak bisa, untuk ketemu cara satu-satunya instrumen lompat pagar, baru bertemu. Maka tidak ada paksaan, (buktinya) masih dibuatkan mi, masih shalat bareng, bagaimana orang melakukan kejahatan tapi masih shalat bareng?" ujar dia. 

Polisi berusaha mengungkap motif penyekapan di Pondok Indah dengan mendalami hubungan korban dan tersangka.

Tersangka AJS sebelumnya mengaku pernah menjadi pengawal Asep Sulaiman di PT EM. Namun, pengakuan dari AJS ini berbeda dengan pengakuan Asep.

"Pengakuan korban tidak kenal, pengakuan tersangka kenal. Fakta hukum bahwa tersangka menyatakan pernah bekerja di Exxon Mobil, dia mengakui dia kerja sejak 2010 sampe 2016. Ini harus di konfirmasi juga sama Exxon," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono ditemui terpisah, Senin pagi.

Selama bekerja di PT EM, AJS mengaku pernah menjadi pengawal Asep selama lima bulan.

Awi mengatakan, pihaknya berencana memeriksa keterangan keduanya yang berbeda ini.

Adapun AJS dan SU menyandera Asep Sulaiman dan keluarganya yang tinggal di Jalan Bukit Hijau IX nomor 17, Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada Sabtu (3/9/2016) pagi.

Aksi tersebut diketahui setelah salah satu warga mendengar teriakan meminta pertolongan dari pekerja rumah tangga (PRT) di tempat tinggal tersebut.

(Baca juga: Pengacara Pelaku Penyekapan Pondok Indah: Tidak Ada Perampokan)

Sekitar pukul 10.30 WIB, salah seorang PRT berhasil melarikan diri dari penyanderaan setelah diminta untuk membuatkan mi.

Petugas kepolisian akhirnya meringkus dua pelaku perampokan dan penyanderaan, pukul 14.14 WIB.

Dua pelaku kini ditahan di Mapolda Metro Jaya. Diduga, ada tiga orang lainnya yang terlibat dalam aksi ini dan masih dalam pengejaran oleh pihak kepolisian.

Kompas TV 2 Tersangka Penyanderaan Berteman Sejak Kecil
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Megapolitan
Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Megapolitan
Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Megapolitan
Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com