Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Integrasi Antarmoda di Stasiun Jabodetabek Dinilai Jauh dari Harapan

Kompas.com - 07/09/2016, 13:55 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengguna KRL commuter line membeberkan kondisi integrasi antarmoda di stasiun di Jabodetabek. Dari pandangan pengguna, integrasi antarmoda di stasiun-stasiun itu dinilai masih jauh dari harapan.

Hal ini diungkapkan dalam diskusi di kantor Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, Rabu (7/9/2016). Diskusi itu dihadiri Direktur Prasarana BPTJ Muhammad Risal Wasal, VP Pelayanan PT KCJ Rusiandi, perwakilan Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI, perwakilan PT Transjakarta, serta komunitas pengguna commuter line.

Banyak poin dari masalah integrasi antarmoda di stasiun yang dinilai belum terwujud. Koordinator Commuter Line Mania, Deddy Herlambang, memaparkan beberapa di antaranya.

Misalnya, integrasi dari stasiun dengan transjakarta yang baru direalisasikan di beberapa stasiun.

"Integrasi BRT (bus rapid transit/transjakarta) baru terdapat di Stasiun Tebet, Pesing, Cawang, Palmerah, Manggarai, dan Kalibata," kata Deddy, di kantor BPTJ, Jakarta Selatan, Rabu (7/9/2016).

Tak hanya dengan BRT, integrasi dengan angkutan umum di sejumlah stasiun, kata Deddy, seperti Stasiun Tangerang, Depok, dan Bogor terlalu jauh untuk dicapai, khususnya bagi kaum difabel karena jaraknya bisa 100-150 meter.

Angkutan yang ngetem di sejumlah stasiun itu juga dinilai tidak tertata dengan baik alias semrawut.

"Ini menyebabkan pelanggan kesulitan dalam hal akses keluar stasiun, dan menjadi macet akibat angkot, taksi, bus, pengojek, dan penjemput yang membanjiri pintu keluar stasiun," ujar Deddy.

Akibatnya, semua yang berkumpul di pintu masuk keluar stasiun menjadi biang kemacetan. Hal ini belum ditambah pedagang kaki lima yang menduduki trotoar, seperti di Stasiun Tanah Abang.

Deddy melanjutkan, di beberapa stasiun juga belum terdapat papan informasi mengenai jadwal pilihan alternatif moda angkutan jalan. Sebaliknya, di halte transjakarta juga tidak terdapat jadwal mengenai kereta api.

Mewakili pengguna jasa commuter line, dirinya berharap, hal yang dia keluhkan itu dapat segera diperbaiki.

"Harapannya bisa diadakan fasilitas integrasi antarmoda di stasiun," ujar Deddy.

Kompas TV Transportasi Umum Tak Layak Akan Didenda Kemenhub
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP Soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP Soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com