JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini masuk dalam daftar bakal calon gubernur yang mungkin akan diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Ketua DPP PDI-P bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan Djarot Saiful Hidayat mengatakan, partainya memiliki skala prioritas dalam mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.
"Tentunya kami juga tidak ingin mengecewakan masyarakat Surabaya. Kami juga melihat mereka lagi menggalang dukungan dan tetap menginginkan Bu Risma ada di Surabaya," kata Djarot di kantor DPC PDI-P Jakarta Timur, Pondok Kelapa, Minggu (18/9/2016).
(Baca juga: Pendukung Yakin 90 Persen PDI-P Akan Usung Risma Jadi Cagub DKI)
Dinamika itu terus dicermati oleh PDI-P. Selain itu, lanjut dia, Risma berulang kali menolak untuk diusung sebagai calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Ya itu mempertahankan supaya Bu Risma tetap di sana (memimpin Surabaya)," kata Djarot.
Berdasar survei Poltracking Indonesia yang digelar 6-9 September 2016, pasangan Risma dan Sandiaga Uno dinilai mampu mengalahkan elektabilitas bakal calon gubernur petahana, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang dipasangkan dengan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Elektabilitas Ahok-Heru berada 36,92 persen, sedangkan pesaingnya unggul dengan 38,21 persen.
Menanggapi tingginya elektabilitas Risma, Djarot menghargai hasil survei tersebut.
"Apakah survei itu betul-betul menunjukkan dinamika di lapangan, kami hargai itu," kata Djarot.
(Baca juga: Risma: Tidak Ada Sinyal, Dulu Waktu di Surabaya Juga Tidak Ada Sinyal)
Hingga kini, PDI-P belum mengumumkan sikap mereka pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
PDI-P merupakan satu-satunya partai politik yang dapat mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur sendiri.
Mereka memiliki 28 kursi di DPRD DKI Jakarta. Beredar kabar, PDI-P akan kembali mengusung pasangan Ahok-Djarot pada Pilkada DKI Jakarta 2017.