JAKARTA, KOMPAS.com — Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan mengunjungi Rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur, pada Jumat (30/9/2016). Dalam kunjungan tersebut, ia menggelar bakti sosial sekaligus mengunjungi warga Bukit Duri yang baru pindah ke rusun tersebut.
Dalam kesempatan itu, Iriawan meminta agar penghuni rusun tersebut mengajak para kerabatnya yang masih memilih untuk tinggal di bantaran kali segera pindah ke rusun.
Menurut Iriawan, kehidupan di rusun akan lebih layak ketimbang memilih tinggal di bantaran kali.
"Mohon Bapak, Ibu, bilang ke kawannya yang masih tinggal di bantaran untuk pindah ke sini karena bebas banjir dan tinggal di sini berkah. Dari yang biasanya kebanjiran dan di sini tidak, itu pahalanya lebih banyak," ujar Iriawan.
Iriawan menjelaskan, selain terkena banjir, tinggal di bantaran kali juga berarti rentan terhadap penyakit. Untuk, itu ia berharap agar warga tidak lagi memilih tinggal di bantaran kali karena selain merugikan diri sendiri juga merugikan masyarakat lainnya.
"Terima kasih kepada Bapak, Ibu, yang mau pindah ke Rawa Bebek dan pindah dari Ciliwung. Ciliwung lambat laun semua akan dibersihkan karena itu jalannya air. Kalau dibersihkan Jakarta akan bebas banjir, banjir yang merugikan masyarakat," ucapnya.
Kawasan Bukit Duri ditertibkan pada Rabu (28/9/2016) lalu. Penertiban itu merupakan bagian dari program pemerintah pusat untuk menormalisasi Sungai Ciliwung.
Penertiban berlangsung kondusif tanpa ada perlawanan dari warga Bukit Duri walau warga sempat melakukan aksi damai untuk mencoba bertahan. (Baca: Komnas HAM: Relokasi Manipulatif karena Warga Harus Menyewa Rusun)
Sejumlah elemen warga menyayangkan penggusuran ini lantaran warga masih melakukan proses hukum dengan menggugat pemerintah di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).