Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Bekuk 5 Tersangka yang Edarkan Sepatu Nike Palsu

Kompas.com - 30/09/2016, 18:55 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Polisi membekuk importir dan distributor sepatu bermerek Nike palsu. Dari tangan mereka polisi menyita 4.999 pasang sepatu merek Nike palsu. Kasubdit Indag Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, AKBP Iman Setiawan mengatakan, dalam kasus ini polisi meringkus RK, DI, SL, FI dan GT.

Kelima tersangka ditangkap di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, pada 21 September 2016.

"Kami sita sebanyak 4.999 pasang sepatu merek Nike yang diduga palsu dan diproduksi tanpa izin," ujar Iman, di Mapolda Metro Jaya, Jumat (30/9/2016).

Iman menjelaskan kasus ini terungkap berdasarkan laporan masyarakat dan pemegang lisensi Nike di Indonesia. Ia melaporkan bahwa ada orang yang memproduksi dan memperdagangkan sepatu merek Nike tanpa izin.

Atas laporan tersebut, pihaknya melakukan penyelidikan dan mendapati dua unit truk yang membawa sepatu-sepatu itu. Polisi mengikuti truk-truk tersebut mulai dari Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, Jawa Tengah, dan menangkapnya di Penjaringan, Jakarta Utara, saat akan mengantarkan pesanan sepatu tersebut ke konsumen.

"Dari hasil penyelidikan, barang ini didapat dari Ghuangzou, China, dan masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Mas Semarang," ucapnya.

Dari pengakuan para pelaku, mereka sudah melakukan bisnis tersebut sejak Maret 2016. Mereka mengaku mendapat keuntungan hingga Rp 150 juta setiap bulannya.

"Harga sepatu palsu ini lebih murah Rp 300.000 sampai Rp 400.000 dari produk aslinya. Mereka biasa memasarkannya tidak ke mall tapi ke pasar tradisional," ucap Iman.

Iman menuturkan, sepatu-sepatu itu dibuat semirip mungkin dengan sepatu merek Nike asli. Bahkan, sepatu palsu itu juga diberikan nomor seri seperti sepatu asli.

"Tapi justru dari barcode itulah ketahuan bahwa sepatu ini palsu," ujarnya.

Akibat perbuatannya, para pelaku dijerat Pasal 90, 91 dan 94 UU RI Nomor 15/2001 tentang Merek.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com