Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polda Metro Persilakan HMI Laporkan Kapolda Metro ke Propam

Kompas.com - 11/11/2016, 15:05 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) melaporkan Kapolda Metro Jaya, Irjen Mochamad Iriawan, ke Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri karena dituding telah melakukan provokasi dan pencemaran nama baik saat aksi unjuk rasa pada 4 November 2016.

Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Suntana, mengatakan pihaknya tidak mempermasalahkan laporan tersebut. Menurut dia, itu merupakan hak tiap masyarakat.

"Silahkan saja, itu hak setiap warga negara yang memang merasa apabila ada tindakan yang dilakukan oleh anggota Polri yang tidak sesuai dalam pandangan mereka," kata Suntana di Mapolda Metro Jaya, Jumat (11/11/2016).

Suntana menambahkan, laporan dari HMI tersebut akan diproses sesuai ketentuan oleh Divisi Propam Polri. Namun, ia memastikan pada saat mengamankan aksi unjuk rasa 4 November 2016 lalu, Polri sudah bertindak sesuai prosedur yang berlaku.

Sebelum demo tersebut berlangsung, kata Suntana, pihaknya sudah berdialog dengan para perwakilan pendemo. Dalam dialog tersebut, pihak kepolisian sudah menjelaskan tata tertib dalan menyampaikan aksi unjuk rasa.

Selain itu, pihak kepolisian telah mengatakan kepada para pendemo terkait indikasi akan adanya provokator dalam demo tersebut.

"Kalau memang ada teman-teman HMI itu melaporkan, itu hak mereka dan saya rasa nanti Mabes Polri akan memproses dan mencari kebenaran," kata dia.

Soal video tentang Kapolda yang beredar di media sosial, Suntana enggan memberi tanggapan. Namun, ia memastikan Kapolda menghampiri pendemo setelah aksi kericuhan di depan Istana Negara sudah selesai.

"Itu tergantung persepsi masyarakat, kan itu sesudah kejadian. Mungkin teman media bisa lihat apakah polisi profesional atau tidak. Tapi wawancara yg dilakukan Pak Kapolda itu dilakukan setelah demo selesai," kata Suntana.

Ketua Umum PB HMI,  Mulyadi P Tamsir, sebelumnya menilai, pernyataan Iriawan dalam sebuah video yang tersebar di media sosial saat aksi unjuk rasa pada 4 November 2016, mengandung unsur provokasi dan mencemarkan nama baik. Mulyadi merasa HMI dicederai oleh pernyataan Iriawan.

Video berdurasi 1 menit 35 detik itu diunggah ke Youtube oleh akun bernama Muslim Friends pada Sabtu (5/11/2016). Video itu menampilkan tayangan saat Kapolda Metro Jaya sedang berbincang dengan pendemo yang menuntut proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com