Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plt Gubernur DKI Ingin Cegah Ahok Lakukan Pelanggaran

Kompas.com - 12/11/2016, 20:37 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menolak anggapan bahwa dia cenderung mengambil kebijakan yang bertentangan dengan kebijakan gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Sumarsono menyatakan kebijakannya yang dinilai bertentangan dengan kebijakan Ahok justru dilakukannya untuk mengamankan gubernur petahana agar tidak dianggap melanggar aturan.

"Tidak ada ketergantungan saya sebagai Plt dan incumbent karena kita mendudukkan yang penting ada aturan, ada prinsipnya. Dan saya kira ini justru mengamankan gubernur petahana. Karena kita melakukan lelang dengan proses yang benar," kata dia di Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, Sabtu (12/11/2016).

(Baca: Sumarsono Hargai DPRD, Ahok Jelaskan Pentingnya Percepatan Lelang)

Pernyataan itu dia sampaikan menanggapi pembatalan lelang dini 14 proyek yang dicanangkan Ahok. Menurut Sumarsono, proses lelang dini 14 proyek dilakukan dengan mekanisme yang benar dan transparan.

Namun, dia menegaskan lelang terhadap suatu proyek harusnya baru dilakukan atas persetujuan DPRD, tepatnya setelah pengesahan Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS).

Sumarsono menolak penyebutan istilah "pembatalan". Karena ia menyatakan yang dilakukannya hanyalah menunda pelaksanaan lelang 14 proyek sampai selesainya pengesahan KUA-PPAS.

"Kalau lelang dilakukan sebelum kesepakatan kan barang belum jelas, lokasi belum jelas, uang belum jelas, apa yang mau dilelang. Itu kan salah. Makanya mau saya luruskan. Setelah DPRD yang notabene representasi rakyat setuju, baru dilelang. Jadi supaya semua benar," ujar pria yang biasa disapa Soni tersebut.

Soni menegaskan bahwa dirinya adalah seorang Direktur Jenderal Otonomi Daerah di Kementerian Dalam Negeri. Soni menyatakan tugas yang harus dilakukan terkait jabatannya itu adalah membina pemerintah daerah agar dapat melaksanakan tata kelola pemerintahan sesuai aturan.

"Saya kira orang yang memahami bagaimana sistem pemerintahan dan birokrasi di republik ini tahu sesuatu bisa diberhentikan dan dilanjutkan. Kalau saya mau besok lanjut bisa saja. Tapi saya menunggu sinyal dari dewan. Dewan sudah memberikan sinyal positif akan lanjut prosesnya. Jadi lebih aman dan tidak melanggar aturan," pungkas Soni.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com