Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Listrik Diputus PLN, Murid SMAN 48 Belajar Pakai Lilin dan di Luar Kelas

Kompas.com - 22/11/2016, 11:47 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dampak pemutusan listrik di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 48 di Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur, membuat kegiatan belajar mengajar (KBM) para siswa jadi terganggu.

Pemutusan listrik oleh pihak PLN di sekolah tersebut terjadi lantaran tunggakan yang sudah mencapai Rp 118 juta. Iuran listrik belum dibayar sejak bulan Juni 2016. Feri Putra Pratama (17), siswa Kelas XII MIPA 5 SMAN 48, mengakui, kejadian ini membuat kegiatan KBM cukup terganggu.

"Untuk belajar sebenarnya jadi terganggu, penerangan tidak ada. Biasa pakai proyektor jadi tidak bisa," kata Feri kepada awak media di sekolah tersebut, Selasa (22/11/2016).

Meski kondisi demikian, para murid menurut dia tetap bisa belajar.

"Kami kondisikan untuk tetap belajar biasa," ujar Feri.

Hal yang sama dirasakan Neza Maulida (17), siswi kelas XII MIPA SMAN 48. Neza sendiri terpaksa belajar di teras luar kelas. Pasalnya, kondisi di dalam ruangan gelap dan panas.

"Sebenarnya keinginan sendiri (belajar di luar). Terus gurunya juga pada ngebolehin. Mau ngerjain di dalam panas, terutama gelap. Biasanya pakai AC. Terganggu sih," ujar Neza.

Feri dan Neza telah sudah tahu penyebab padamnya listrik sekolah mereka karena diputusnya aliran listrik oleh PLN.

"Penyebabnya guru tadi ada yang bilang katanya bukan salah sekolah. Terus diputus PLN. Ada masalah apa kami enggak ngerti," ujar Neza. (Baca: Siswa SMA 48 Raih Juara II)

Kompas.com/Robertus Belarminus Dampak pemutusan listrik di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 48 di Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur, membuat kegiatan belajar mengajar (KBM) para siswa jadi terganggu. Siswa ada yang belajar di luar kelas atau menggunakan lilin. Selasa (22/11/2016).

Pantauan Kompas.com, siswa yang belajar di luar kelas tampak duduk di lantai dengan menjadikan bangku sebagai meja. Selain belajar di luar kelas, para siswa yang belajar di dalam kelas tampak ada yang menggunakan lilin.

Kondisi ruangan memang terasa panas. Kipas dan AC tidak berjalan. Ruangan kelas juga menjadi gelap, cukup mengganggu mata bila dipaksakan membaca di dalam ruangan.

Para siswa ini berharap, listrik bisa menyala kembali dan mereka bisa melakukan KBM dengan normal lagi. (Baca: Aliran Listrik di SMAN 48 Diputus PLN karena Tunggak Rp 118 Juta)

Sebelumnya, listrik di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 48 di Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur, diputus oleh pihak PLN lantaran ada tunggakan. Tak tanggung-tanggung, nilai tunggakan mencapai ratusan juta rupiah.

Wakil Kepala Sekolah Bagian Sarana dan Prasara SMAN 48, Munir, mengatakan, nilai tunggakan mencapai Rp 118 juta.

"Tunggakan Rp 118 juta, itu dari bulan Juli sampai sekarang," kata Munir, saat ditemui di sekolah tersebut, Selasa (22/11/2016).

Penyebab sekolah menunggak membayar listrik lantaran dana bantuan operasional pendidikan (BOP) dari Pemprov DKI belum turun. Tahun ini, BOP untuk SMAN 48 dari Januari baru turun 18 persen sehingga salah satu dampaknya sekolah tak mampu membayar listrik.

"Sekarang sudah masuk ke triwulan keempat, seharusnya BOP sudah cair lebih dari 70 persen, tetapi ini baru 18 persen," ujar Munir.

Pihaknya berharap persoalan ini bisa diselesaikan Pemprov DKI, dalam hal ini Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur. Sebab, tak hanya sekolahnya, informasinya kasus ini juga terjadi di beberapa sekolah lain di Jakarta Timur.

Kompas TV Tetap Semangat Bersekolah di Tengah Keterbatasan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com