Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyesalan Irfan, Pengemis yang Punya Ponsel dan Jam Tangan Mahal

Kompas.com - 24/11/2016, 09:54 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - M Irfan Gunawansyah (28) diamankan Petugas Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Pusat pada Selasa (22/11/2016).

Hari itu bukan kali pertama dia diamankan petugas. Sebelumnya, Irfan mengaku sudah dua kali diamankan serta dibina di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 dan Panti Sosial Bina Daksa (PSBD).

Dia mengemis di Jakarta sejak Desember 2013. Sebelum itu, Irfan juga pernah mengemis di Ibu Kota pada 2010 selama enam bulan.

Dalam sepekan, Irfan mengaku tiga kali mengemis. Dia mendapatkan Rp 200.000 tiap kali mengemis.

"Dapatlah Rp 600.000 seminggu. Paling bisa nabung Rp 400.000 sisa makan. Kalau ngirim ya paling sebulan sekali ngirim Rp 200.000 buat kebutuhan ibu saya," ujar Irfan, Rabu (23/11/2016). 

Punya barang mahal

Irfan memiliki barang mahal berupa iPhone 5S, Samsung Galaxy Note 3, dan jam tangan Alexandre Christie. Barang-barang tersebut didapatnya dari hasil mengemis.

"Pokoknya ini mah hasil minta-minta aja," kata dia.

Irfan bercerita, iPhone 5S didapatnya dengan cara kredit dari temannya. Ponsel yang dihargai Rp 5 juta itu dibayar dengan cicilan Rp 150.000 setiap pekan sejak akhir 2014 hingga lunas.

Irfan membeli Samsung Galaxy Note 3 dari temannya seharga Rp 2 juta. Harga tersebut dia dapat karena temannya tengah membutuhkan uang. Sama halnya dengan iPhone 5S-nya, jam tangan Alexandre Christie juga dia dapat dengan mengkredit.

"Jam tangan kredit Rp 50.000 per minggu, 20 kali bayar," ucap Irfan.

Selain barang-barang yang dibawanya dan uang Rp 1.050.000 saat diamankan petugas di JPO Sarinah itu, Irfan juga memiliki lima ekor kambing di kampung halamannya di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Dia juga memiliki tabungan Rp 2,9 juta.

Menyesal

Selama ini, Irfan tidak pernah mengaku dirinya seorang pengemis kepada teman-temannya. Hanya keluarga Irfan yang tahu soal itu.

Sementara kepada teman-temannya, dia mengaku bekerja. Namun, teman-temannya melihat pemberitaan di media massa dan mengetahui hal sebenarnya.

"Kan saya banyak temen. Di WhatsApp, BBM, sama temen, 'Lho kok Irfan kamu ngemis'. Kan saya jadi malu. Keluarga aja pada bilang, 'Kamu ada di TV'," ucapnya.

Kini Irfan menyesali pekerjaannya sebagai pengemis. Irfan yang seringkali menunduk saat diajak berbicara itu mengaku malu. Dia tidak ingin kembali mengemis setelah media banyak memberitakannya.

Irfan juga akan memilih tinggal di kampung halamannya setelah selesai dibina di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1. Dia punya satu cita-cita untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Irfan ingin membuka toko pakaian jika dia memiliki modal yang cukup.

"Kalau ada yang bantu, saya mau usaha aja. Cita-citanya pengin banget punya toko baju, enggak ada yang lain," ungkap Irfan.

Kompas TV Pengemis Ini Punya Uang Rp 90 Juta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com