JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang rakyatnya pekerja keras.
Jika dia dan pasangannya, calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), terpilih pada Pilkada DKI 2017, Djarot tidak akan mengusung program bagi-bagi uang.
"Bangsa kita bangsa pekerja, mereka rajin banget. Makanya program Ahok-Djarot tidak akan mengarah kepada program bagi-bagi duit, kita lebih mengarah pada pemberdayaan," ujar Djarot, Kamis (24/11/2016).
(Baca juga: Djarot Tengok Rumah yang Dibedah di Kota Bambu)
Djarot menyampaikan hal tersebut setelah blusukan di Pasar Bedeng, Kelurahan Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat, Kamis sore.
Dia melihat masih banyak pedagang yang tak lagi muda. "Kita bisa melihat di Pasar Bedeng tadi, itu ada ibu-ibu, mereka sudah tua, ada penjahit, itulah bangsa kita, bangsa pekerja keras," kata Djarot.
Pada Rabu (23/11/2016) kemarin, Ahok juga menyatakan tidak sepakat dengan program berkonsep Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Dia tidak akan berjanji kepada warga untuk memberi banyak bantuan berbentuk tunai. Program BLT, kata Ahok, kerap disalahgunakan dan tidak tepat sasaran.
Dalam menjalankan programnya, Ahok menggunakan sistem cashless society, yakni memaksimalkan sistem non-tunai. Salah satu contoh bantuan non-tunai tersebut adalah Kartu Jakarta Pintar (KJP).
(Baca juga: Djarot Nilai Program Padat Kerja seperti Rekrut PPSU Lebih Efektif dari BLT )
Berbeda dengan Ahok-Djarot, pasangan calon nomor 1, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, menjadikan BLT sebagai salah satu program prioritas mereka.
Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor 3, Sandiaga Uno, juga mengatakan bahwa ia akan memasukkan BLT dalam program Anies Baswedan-Sandiaga Uno.