JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengaku sering mendapat pertanyaan apakah pasangannya, calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), akan digantikan pada Pilkada DKI 2017 karena menjadi tersangka dugaan kasus penistaan agama.
"Ada juga pertanyaan, 'Pak kalau misalkan,' misalkan lagi, saya paling enggak suka misalkan-misalkan, 'apakah tetap bisa jalan, Pak? Apa diganti?' Ora iso , enggak bisa. Bahwa pilkada ini tetap jalan terus," kata Djarot di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/12/2016).
Djarot mengaku kadang-kadang gemas dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Berapa warga yang datang ke Rumah Lembang mengingatkan agar Djarot sabar. Djarot tertawa mendengar celetukan warga.
"Oh sabar ya... Iya, kok aku gemes he-he-he," kata dia.
Djarot menuturkan, meskipun Ahok tengah menjalani proses hukum, Ahok tetap maju pada Pilkada 2017. Dia meminta warga tetap datang ke tempat pemungutan suara (TPS) pada 15 Februari 2017.
Djarot kemudian "meminjam" nama panjang Ahok untuk mendoakan warga bisa memilih sesuai hati mereka pada Pilkada DKI 2017.
"Kami juga berdoa supaya di TPS itu warga diberikan cahaya purnama dalam dirinya untuk menentukan pilihan sesuai dengan hati nuraninya," kata Djarot.
Kejaksaan Agung sebelumnya menyatakan berkas perkara kasus dugaan penistaan agama dengan tersangka Ahok telah lengkap atau P21. Ahok nantinya akan disidang di Pengadilan Negeri Jakarta Utara.
Pada Kamis ini, Ahok juga memenuhi panggilan Bareskrim Polri untuk pelimpahan berkas perkara tahap 2 ke Kejagung.