Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPJS Kesehatan Tak Bisa Sediakan Dokter Spesialis untuk Penderita Gangguan Jiwa

Kompas.com - 08/12/2016, 19:00 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Humas BPJS Kesehatan, Irfan Humaidi, mengatakan, pihaknya belum bisa melayani orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) dengan mendatangkan dokter spesialis ke panti-panti di Jakarta. Ia mengatakan hal itu ketika menanggapi keluhan Dinas Sosial DKI Jakarta yang harus membawa ODMK dari panti-panti di Cengkareng, Jakarta Barat, menuju rumah sakit khusus yang ditunjuk BPJS di Duren Sawit, Jakarta Timur, untuk berobat.

"Selama ini memang kami sudah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk melayani pasien yang menderita gangguan jiwa. Memang kalau mendatangkan dokter spesialis, belum ada. Tapi, ada yang namanya rujuk balik. Kami juga siapkan ambulans untuk mengantar pasien ke rumah sakit," kata Irfan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/12/2016).

Program rujuk balik memang diperuntukkan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis. Peserta dengan rujuk balik itu akan ditangani di faskes tingkat pertama, dalam hal ini puskesmas dan atau dokter, atas rujukan dari dokter spesialis maupun subspesialis.

Menurut Irfan, pihaknya telah melaksanakan ketentuan bagi peserta BPJS Kesehatan sesuai dengan prosedur dan regulasi yang diatur pemerintah pusat. Ia mengatakan, permintaan Dinas Sosial DKI untuk mendatangkan dokter-dokter ke panti akan jadi masukan bagi pihaknya.

"Ini jadi masukan buat kami, untuk dibahas selanjutnya di tingkat pusat, karena soal regulasi memang merupakan domain Kementerian Kesehatan," kata Irfan.

Ratusan ODMK di Jakarta harus kehilangan layanan klinik satelit di tiap panti setelah menggunakan BPJS Kesehatan. Mereka yang biasanya dirawat langsung di panti, dengan dokter-dokter yang "jemput bola", kini harus bersusah payah pergi ke tempat yang ditunjuk BPJS untuk kontrol dan melakukan perawatan rutin, beberapa hari dalam sepekan.

"Tiga kali dalam sepekan warga binaan kami di sini harus ke Rumah Sakit Khusus di daerah Duren Sawit, Jakarta Timur. Waktu tempuhnya dari panti di Cengkareng ini kira-kira dua jam, itupun kalau tidak macet," kata Kepala Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1 Sarima melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Rabu kemarin.

Waktu tempuh dua jam itu bukan tanpa masalah. Seringkali, warga binaannya bisa tiba-tiba kumat di jalan sehingga dibutuhkan penanganan dan perhatian ekstra selama menuju ke rumah sakit.

Belum lagi ada keterbatasan petugas yang menemani mereka bolak-balik dari panti ke rumah sakit dan kembali lagi ke panti.

Menurut Sarima, dengan kondisi warga binaannya yang kebanyakan butuh penanganan intensif, kehadiran klinik satelit sebelum menggunakan BPJS dirasa lebih efektif.

(Baca:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com