JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta nomor dua, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, menilai, pasangan cagub dan cawagub nomor tiga, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, sering menggunakan data yang keliru.
Ia menganggap data yang keliru itu membuat munculnya opini yang menyesatkan di masyarakat.
"Jujur aja saya berpikir teman kita ini ambil data yang membangun opini yang membuat keliru," kata Ahok saat acara "Rosi dan Kandidat Pemimpin Jakarta" di Kompas TV, Kamis (15/12/2016) malam.
Ia mencontohkan, saat Anies menyebut angka pengangguran di Jakarta lebih tinggi dari angka pengangguran skala nasional. Ahok mengakui ucapan Anies memang benar, karena angka penganguran skala nasional per 2016 hanya mencapai 5,5 persen, sedangkan Jakarta 5,7 persen.
Namun, kata Ahok, angka tersebut merupakan hasil kerja keras pemerintahannya yang menurunkan angka pengangguran dari 9,84 persen pada 2014.
"Jadi betul, yang beliau ngomong memang betul, tapi missleading. Memang (angka pengangguran di Jakarta) kami lebih tinggi dari nasional. Tapi kami sudha menurunkan jauh sekali dan sekarang hampir mirip," ujar Ahok.
Sebelumnya, Anies menyebut angka pengangguran di Jakarta masih tinggi akibat tidak adanya upaya memperbaiki sektor pendidikan. Karena itu, ia menjanjikan perbaikan sektor pendidikan, dari mulai peningkatan mutu sekolah secara merata, pemberian KJP Plus dan pemberian KJP bukan hanya untuk anak sekolah, tapi juga ke anak yang putus sekolah.
"Kita tahu pendidikan merupakan eskalator sosial ekonomi. Lewat pendidika, orang bisa naik kelas. Tapi di Jakarta dari generasi ke generasi miskin karena sekolah yang yak bermutu, tak tuntas, akhirnya miskin," kata Anies.