JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku bingung jika harus menata pemukiman penduduk di bantaran kali tanpa harus menggusurnya. Dia mengaku tidak bisa menunggu adanya korban akibat banjir dan baru merelokasinya.
Hal itu diungkapkan Ahok dalam program "Rosi dan Kandidat Pemimpin Jakarta" di Ballroom Djakarta Theater yang disiarkan langsung oleh Kompas TV, Kamis (15/12/2016) malam.
Jawaban tersebut keluar dari mulut Ahok ketika ditanya pemandu acara Rosianna Silalahi mengenai bagaimana cara menata penduduk, tetapi tidak melakukan penggusuran.
"Saya jujur harus bagaimana, saya juga bingung. Kalau bangun rumah di dalam sungai bagaimana, apa mau ketiup angin atau datang banjir dan ada yang mati baru mau dipindah," ujar Ahok.
Ahok menjelaskan, Pemprov DKI tidak asal menggusur warga. Pemprov DKI sudah menyiapkan tempat bagi warga yang lebih layak yaitu di rusun. Selain itu, Pemprov, kata Ahok, telah menyediakan lahan kerja bagi penghuni rusun.
Bahkan, Ahok menyebut, di Rusun Tambora Pemprov sudah menyediakan mesin jahit untuk digunakan warga membuka usaha. (Baca: Tak Peduli Elektabilitas, Ahok Akan Terus Gusur Permukiman di Pinggir Kali)
Ke depannya, Ahok menginginkan agar mesin jahit tersebut bisa diterima seluruh penghuni Rusun yang ada di Jakarta. Ia pun menilai warga antusias menerima mesin jahit tersebut karena bisa digunakan untuk membuka jasa konveksi.
Dalam kesempatan ini Ahok juga mengklarifikasi soal penggusuran. Menurut dia, Pemprov DKI tidak menggusur warga, melainkan memindahkan warga ke tempat yang lebih layak.
"Bukan menggusur tapi memindahkan ke tempat yang lebih baik," kata Ahok.