Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Sekolah yang Rencananya Akan Direhab oleh Pemprov DKI

Kompas.com - 06/01/2017, 22:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekolah Dasar Negeri (SDN) Paseban 01/03 pagi menjadi salah satu dari 55 Sekolah yang akan direhab berat oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

Sekolah yang terletak di Jalan Kramat Sawah, RT-8/RW-7, Paseban, Senen, Kota Jakarta Pusat memang kondisinya memperhatinkan.

Selain kondisi bangunan yang memang sudah tua, beberapa bagian dinding sudah nampak terkelupas. Bahkan pagar pembatas di lantai satu, dan dua yang terbuat dari besi sudah keropos dan patah di beberapa sambungan.

Yono, Guru SDN Paseban 03 mengatakan bahwa bangun sekolah ini memang harus direhab.

"Jika dilihat kondisi bangunannya saat ini memang harus ada rehab, karena bangunan ini kan sudah tua, dari tahun 77 (baca: 1977) kalo tidak salah berdirinya bangunan ini, walaupun sudah ada rehab tapi itu hanya sebagian saja," katanya saat dijumpai Warta Kota di SDN 02/03 Pagi Paseban, Jumat (6/1/2017).

Jika dilihat dari kejauhan nampak bangunan sekolah yang memiliki 18 kelas ini masih terlihat bagus, namun jika melihat dari dalam banyak bagian bangunan rawan roboh. Banyak tanaman hias yang letakkan antara lorong kelas, namun tanaman ini bukan hanya sebagai penghias melainkan menutupi tiang pagar yang sudah keropos.

"Itu emang sengaja kami tutupi dengan tanaman hias, kalo tidak begitu ditakutkan anak murid terjatuh, karena bersender ke tiang ataupun memang tengah memegang tiang, karena kondisinya sudah rapuh," katanya.

Ia juga mengatakan selain tiang yang sudah keropos beberapa bagian atap juga sudah jebol, sehingga ditakutkan jika hujan lebat akan bocor.

"Sebenernya yang parah itu WC, kondisinya itu bau banget, saya enggak ngerti itu baunya dari mana, diperkirakan karena memang saluran air itu jadi satu dari atas ke bawah, yang mengalir ke satu pembuangan, terlebih lagi saluran itu dari besi bukan dari paralon, kalo begini kan lama-lama kropos mungkin itu sumber penyebab baunya," katanya.

Beberapa atap lorong-lorong sekolah juga sudah jebol bahkan, menurut Yono sudah ada plafon yang jatoh, karena dinding sudah tidak menempel lagi di besi.

"Waktu kapan itu sempet ambrol jatoh dari atas, karena emang udah tua jadi tidak nempel lagi, untung saat itu tidak ada aktivitas di kelas," katanya.

Bekas ambrolnya atap hanya ditutupi dengan triplek dan dikaitkan dengan kawat, namun hal tersebut tidak menjamin atap tidak akan ambrol lagi.

Ia berharap rencana rehab pada sekolah ini segera dilaksanakan, sehingga menunjang kegiatan belajar mengajar yang lebih nyaman lagi.

"Jika emang rencana itu benar-benar direalisasi sangat setuju sekali pastinya, semua guru pun pasti setuju, setidaknya ada penyegaran yang terjadi di lingkungan sekolah, karena emang kondisi bangunan sendiri kan sudah tua," katanya. (Baca: Penjelasan Kadisdik DKI soal Kegiatan Rehab Sekolah yang Terancam Batal Dilaksanakan Tahun Ini)

Kondisi bangunan yang sudah tua juga dikhawatirkan ada beberapa bagian yang roboh.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com