Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekas Luka Polisi Korban Bom Thamrin dan Pusing yang Belum Hilang

Kompas.com - 14/01/2017, 13:52 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah rintik hujan di depan Starbucks Sarinah, Sabtu (14/1/2017) pagi, Ipda Denny Mahieu, anggota Satgatur Polantas Polda Metro Jaya, tak malu saat diminta menunjukkan luka akibat ledakan bom Thamrin setahun lalu.

Keloid atau jaringan kulit di bekas luka berwarna merah gelap tertoreh di sekujur tubuh bagian kanannya, mulai dari lengan hingga betis, dan lutut.

Tak ada haru maupun keraguan dalam suara saat pria yang mengenakan kaus berkerah berwarna oranye itu menceritakan detik-detik terjadinya ledakan bom Thamrin di pos polisi di kawasan Thamrin saat itu.

Pada 14 Januari 2016, Denny yang masih berpangkat Aiptu tengah melintasi Sarinah dari Thamrin. Ledakan pertama dalam rangkaian teror itu baru saja terjadi di Starbucks.

Tahu sedang ada marabahaya, Denny berhenti di pos polisi yang terletak di tengah perempatan Sarinah. Dia tak tahu teroris juga memasang bom di pos itu.

Nibras Nada Nailufar Luka di kaki Ipda Denny Mahieu, anggota Satgatur Polantas Polda Metro, akibat ledakan bom Thamrin.
"Waktu itu saya lihat itu bahaya, saya enggak tahu kalau itu bom. Saya pikir karena itu jalur Presiden, lebih baik saya melakukan tindakan ketimbang Presiden lewat bom meledak," ungkap Denny.

Namun, tiba-tiba bom meledak di pos itu. Denny mengaku sadar saat ledakan terjadi. Dia merasakan sakit di tangan dan kakinya.

Sejumlah foto yang beredar saat riuhnya bom Thamrin terjadi, Denny adalah polisi berseragam yang terlihat kesakitan di jok belakang sebuah mobil dengan pelipis kanannya mengucurkan darah, serta tangan dan kakinya terluka parah.

"Tapi saya enggak mengeluh sakit karena udah takdir," tutur Denny.

Dia dievakuasi ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sekitar 11.30 WIB. Dokter mengoperasi luka-luka di sekujur tubuhnya hingga keesokan harinya pukul 04.30 WIB. Dia dirawat selama sebulan penuh.

Belum hilang

Setelah keluar, dia melanjutkan pengobatan di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati. Denny yang hingga kini masih mengeluhkan sakit di bagian kepala diberi tahu dokter bahwa pemulihan di kepala kanannya memakan waktu setidaknya dua tahun. Jika tak menenggak obat pereda rasa nyeri, Denny sering tidak bisa tidur menahan rasa sakit di sejumlah titik di tubuhnya.

Hingga saat ini, dia masih menjalani perawatan rutin dengan biaya yang ditanggungnya sendiri.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Aiptu Deni Mahieu salah satu korban yang selamat melakukan tabur bunga di Sarinah, Thamrin, Jakarta, Sabtu (14/1/2017). Mereka mengenang kembali aksi terorisme yang terjadi siang hari tepat setahun lalu.
Dia berharap, permohonannya sampai ke Presiden agar para korban bom Thamrin, terutama dia yang memiliki luka paling parah, dibantu dalam menanggung biaya pengobatannya.

"Kalau merasakan jadi saya, mungkin enggak akan mampu," ujarnya.

(Baca juga:Setahun Bom Thamrin, Negara Didesak Perhatikan Korban Terorisme)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com