Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Bom Thamrin Minta Keluarga Pelaku Juga Diperhatikan

Kompas.com - 14/01/2017, 14:29 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Johan Kieft, pekerja Persatuan Bangsa Bangsa yang jadi korban bom Thamrin, meminta agar pemerintah turut memerhatikan keluarga para pelaku pengemboman, baik keluarga pelaku yang tewas maupun yang dihukum.

"Keluarga pelaku terutama istri dan anak, yang di Boyalali, itu bisa memutus rantai balas dendam. Saya rasa itu sangat penting," kata Johan kepada wartawan usai acara tabur bunga setahun bom Thamrin, Sabtu (14/1/2017).

(Baca juga: Bekas Luka Polisi Korban Bom Thamrin dan Pusing yang Belum Hilang)

Johan yang pada 14 Januari 2016 itu tengah berada di Starbucks bersama rekannya, Frank Faulner, terluka cukup parah akibat ledakan bom bunuh diri dari teroris yang duduk di sebelahnya.

Akibat peristiwa itu, pria asal Belanda ini menjalani operasi di RSPAD Gatot Subroto dan perawatan di Singapura.

Ia merasa pemerintah Indonesia sudah cukup memberikan bantuan kepadanya dengan menanggung biaya pengobatan.

"Terus terang ini bantuan, dan sinergi dari Kepolisian Republik Indonesia saat kejadian sangat luar biasa, saya sangat senang, Pak Untung, Pak Krishna, mereka bantu saya, luar biasa," kata Johan mengacungkan jempolnya.

Selain Johan, korban lainnya yang juga berada di Starbucks dan terkena ledakan, Dwi Siti Romdhoni alias Dwiki, berharap bahwa aksi damai yang digelar pagi ini mampu mengirimkan pesan ke seluruh masyarakat bahwa ketidakadilan tidak bisa dilawan dengan ketidakadilan pula.

"Kami sama-sama berdiri bergandeng tangan menyuarakan aksi damai bukan hanya kepada korban, tetapi juga buat seluruh lapisan bahwa kita sama-sama menjalin kasih sayang, menjalin kebersamaan, melawan aksi kekerasan agar tidak dibalas dengan kekerasan," ujar Dwiki.

Perempuan yang sempat mengalami patah tulang di leher belakangnya ini berterimakasih kepada pemerintah yang bekerja keras memberantas terorisme.

(Baca juga: Korban Bom Thamrin Minta RUU Antiterorisme Segera Disahkan)

Ia mengingatkan masyarakat untuk mengantisipasi kejadian aksi terorisme dengan sigap, mendukung kepolisian melakukan pencegahan dini terhadap aksi terorisme, juga mendesak negara untuk memberikan perhatian besar dan konkret terhadap korban terorisme.

Kompas TV Kebangkitan Sarinah Pasca Teror Bom
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com